TEMPO.CO, Bangka Tengah - Penyu jenis sisik dan hijau mulai punah di Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Penyebabnya karena habitat hewan ini terganggu oleh aktivitas manusia. Pengelola Penangkaran Penyu Desa Guntung, Kabupaten Bangka Tengah, Rudi di Koba, mengatakan untuk meningkatkan populasi penyu sisik dan hijau harus membeli telur penyu.
Pembelian telur penyu umumnya dari nelayan untuk proses penetasan. "Kami membeli telur penyu setelah diretas. Selanjutnya kami tebar pada sejumlah pulau di daerah ini yang ditetapkan sebagai kawasan pembudidayaan penyu," ujarnya, Selasa 15 September 2015.
Ia mengatakan, untuk mendapatkan telur penyu sisik dan hijau tersebut sangat sulit sehingga pihaknya harus membeli dari para nelayan yang kebetulan menemukan telur penyu itu saat melaut.
"Kelangkaan penyu jenis sisik dan hijau ini tidak heran lagi, karena habitatnya sudah terganggu sehingga memilih pindah ke tempat lain," ujarnya.
Ia mengatakan, penyu merupakan hewan yang harus dilindungi dan dibudidayakan untuk menghindari dari kepunahan. "Justeru itu, Penangkaran Penyu yang khusus dibawah binaan Dinas Perikanan dan Kelautan Bangka Tengah sangat fokus melakukan penangkaran untuk menghindari dari kepunahan," ujarnya.
Ia menjelaskan, anak penyu yang berhasil diretas dari telurnya akan dipelihara selama minimal tiga bulan baru kemudian dilepas ke laut. "Kalau umurnya sudah tiga bulan, maka sudah bisa dilepas ke habitatnya untuk hidup dan berkembang biak," ujarnya.
ANTARA