Ketua Dewan Wara Renny Pramana mengatakan kepergiannya bersama 29 anggota dewan ini untuk berkonsultasi dengan Menteri Dalam Negeri terkait pembentukan tata tertib parlemen. Sebab hingga saat ini peraturan pemerintah yang mengatur pembentukan alat kelengkapan dewan belum turun ke daerah. “Tanpa alat kelengkapan itu kami tidak bisa bekerja,” kata Wara Renny sebelum berangkat, Senin (9/11).
Sayangnya Renny enggan menjelaskan alasan keikutertaan seluruh wakil rakyat dalam kepergian ini. Meski seharusnya tugas konsultasi tersebut cukup dipercayakan kepada ketua dan wakilnya, namun Renny memutuskan untuk membawa seluruh anggotanya.
Menurut catatan Tempo, kepergian para wakil rakyat yang baru saja dilantik ini bukan pertama kalinya. Sebelumnya mereka telah tancap gas ke Malang untuk mengikuti pelatihan peningkatan mutu dewan sepekan setelah dilantik. Menyusul berikutnya dengan sejumlah seminar dan pelatihan di Surabaya, Solo, dan Yogyakarta. Bahkan kepergian terakhir di Yogyakarta selama lima hari hanya untuk mengikuti keakraban antar anggota dewan baru.
Salah satu anggota Dewan yang turut serta dalam rombongan itu mengaku menerima uang saku Rp 600 per hari selama mengikuti konsultasi di Jakarta. Jika rencananya para wakil rakyat ini akan pulang ke Kediri besok Jumat (13/11), mereka akan membawa pulang masing-masing Rp 2,4 juta. “Itu sudah diatur dalam ketetapan internal kami,” kata anggota yang enggan disebutkan identitasnya tersebut.
Wakil Direktur lembaga swadaya masyarakat Al Haraka Munasir Huda mengecam kepergian tersebut. Menurut dia sikap wakil rakyat saat ini sama persis dengan pendahulunya yang gemar nglencer. Dia mengaku kecewa telah memberikan mandat kepada mereka untuk menjadi wakil rakyat. “Mereka bukan lagi wakil rakyat,” katanya.
HARI TRI WASONO