TEMPO Interaktif, Bandung - Jumlah penggangguran perta tahun di Bandung, Jawa Barat, rata-rata mencapai 170 ribu orang. Tapi hanya 20 ribu orang yang mencari kerja setiap tahun. Itu pun hanya separuhnya yang bisa terserap lewat berbagai bursa lowongan kerja.
Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Hibarni Andam Dewi, lowongan kerja yang tersedia umumnya untuk menampung lululusan SMA hingga sarjana. Namun hanya sedikit yang kompetensinya sesuai standar perusahaan pencari tenaga kerja. "Perusahaan masih banyak yang membutuhkan tenaga berpengalaman dan siap pakai," katanya.
Untuk mengatasi masalah itu, dinas telah rutin mengadakan pelatihan kerja bagi pelamar berupa magang di perusahaan-perusahaan selama 50 hari. Dalam setahun, dinas membuka 17 kali pelatihan, masing-masing untuk 20 orang. "Yang terserap biasanya 80 persen," ujarnya.
Sedikitnya tenaga yang dilatih secara gratis itu, dalihnya, karena terbatasnya anggaran. Idealnya, pelatihan kerja itu dilakukan di tiap kecamatan bagi 100 orang. "Pelatihannya disesuaikan dengan perusahaan-perusahaan yang ada di sekitar mereka," katanya. Pelatihan yang selama ini berlangsung misalnya perbengkelan, pembuatan sepatu, dan menjahit.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Kota Bandung Deden Hidayat mengatakan, penambahan angkatan kerja dengan lowongan yang ada di Bandung sangat tidak sebanding. Dia mencontohkan dari lulusan S-1 saja di Bandung, rata-rata mencapai 11 ribu orang per tahun. Sedangkan penyerapan total tenaga kerja hanya 10-15 ribu dari berbagai lulusan.
Karena itu, dia menyarankan agar warga jangan terlalu berharap menjadi pekerja. "Kembangkan jiwa enterpreneur," ujarnya. Kondisi Bandung yang tidak punya sumber daya alam untuk diolah, katanya, memungkinkan tumbuhnya usaha wiraswata yang kreatif.
ANWAR SISWADI