TEMPO Interaktif, Palu- Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Provinsi Sulawesi Tengah menyita 13 unit mobil rental yang ditengarai beroperasi tanpa mengantongi surat izin resmi atau gelap. Dalam pemeriksaan di Polresta Palu sebagian besar mobil tersebut curian.
Ada 13 mobil rental dari berbagai merek, kini diparkir di halaman Markas Satuan Lalu Lintas (Lantas) Polres Palu di Jalan Pemuda sebagai barang bukti dalam pemeriksaan lebih lanjut.
Kasat Lantas Polres Palu, AKP Edwin Louis Sengka, yang dikonfirmasi Jumat siang (11/9) mengatakan belasan mobil rental gelap ini disita, setelah aparat gabungan di bawah kendali Dishubkominfo Sulteng menggelar razia selama beberapa hari terakhir di jalan raya Kelurahan Tipo, Kecamatan Palu Barat.
Ia mengatakan, sebagian mobil rental yang terjaring razia diduga merupakan mobil curian, sebab penggunanya tidak dapat memperlihatkan kelengkapan surat resmi kendaraan. “Sebagian mobil sudah diubah catnya, kami menduga mobil itu curian,” katanya.
Selain itu, lanjut Sengka, penyitaan belasan mobil rental tersebut, karena alasan tak memiliki izin trayek resmi yang dikeluarkan oleh Pemprov Sulteng.
Sejumlah sopir mobil rental yang terjaring razia memprotes penertiban itu. Mereka menilai razia itu merupakan tindakan keliru. "Seharusnya razia itu tidak dilakukan, sebab dapat menimbulkan tumpang tindih antara kebijakan yang diberlakukan satu daerah dengan daerah lain," kata Kasman (40), seorang sopir dari mobil rental yang terkena razia dan melayani trayek Palu-Pasangkayu (Provinsi Sulawesi Barat).
Umumnya mobil rental yang diberoperasi di wilayah Sulteng melayani kebutuhan masyarakat antarkota dalam provinsi serta antarkota antarprovinsi.
Kasman yang mengaku memiliki izin operasi dari Provinsi Sulawesi Barat itu, mengaku mengalami kerugian cukup besar gara-gara mobil yang dikendarainya disita petugas Dishubkominfo Sulteng.
"Kami ini hanya sopir dan harus sanggup memenuhi setoran tiap hari yang telah ditentukan pemilik mobil. Jika tak menyanggupi setoran per hari, maka dengan terpaksa kami yang harus menanggungnya," kata dia mengeluh.
DARLIS