TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU Saifullah Yusuf meyakini Muktamar Luar Biasa atau MLB NU tidak akan terwujud. Gus Ipul, sapaannya, mengatakan tidak ada sejarah MLB dalam organisasi kemasyarakatan Islam tersebut.
“Saya percaya betul NU banyak yang menjaga,” kata Gus Ipul ketika ditemui wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 30 September 2024. “Pada dasarnya, para kyai, ulama, itu tidak suka rebutan jabatan.”
Gus Ipul mengakui MLB pernah digagas pada masa lampau. Tapi, ia berujar, upaya tersebut tidak berhasil dan menghilang begitu saja. “Tidak akan pernah berhasil mereka yang menginginkan MLB,” kata pria yang kini menjabat Menteri Sosial itu.
Sebelumnya, MLB NU ditargetkan bakal berlangsung sebelum 2025. Sekretaris Steering Committee MLB NU Abdussalam Shohib mengklaim sudah mengantongi dukungan dari 326 Pengurus Cabang NU (PCNU) di kabupaten/kota dan 23 Pengurus Wilayah NU (PWNU) tingkat provinsi di seluruh Indonesia.
Karena itu, Tim Pemenangan pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar untuk Jawa Timur ini mengklaim jalan menuju muktamar luar biasa tinggal selangkah lagi. "Kami saat ini sedang menjalin komunikasi secara tertutup dan itu intens dilakukan. Mudah-mudahan dalam bulan ini dukungan terus ada," kata Abdussalam kepada Tempo saat dihubungi, Jumat, 20 September 2024.
Menurut dia, panitia tengah menyiapkan pra-MLB. Bila tidak ada aral melintang, dia optimistis pra muktamar bisa digelar pada pekan kedua bulan Oktober. "Kami komunikasinya secara tertutup dan rahasia. Tapi saya pastikan bahwa ini telah didukung lebih dari 50 persen PWNU dan PCNU pemilik hak suara. Dan di pra-muktamar insyaallah yang hadir lebih dari 70 persen PWNU" kata Abdussalam.
Abdussalam enggan memberikan bocoran PWNU mana saja yang telah menyatakan dukungan untuk muktamar luar biasa. Dia mengatakan informasi tersebut riskan dan berpotensi akan memancing intimidasi dari PBNU.
Dia pun memahami sejumlah Ketua PWNU yang menyatakan penolakan terhadap muktamar luar biasa karena terancam. Menurut dia, sikap penolakan tersebut hanya pernyataan formalitas agar posisinya tidak didongkel oleh PBNU
Pilihan Editor: Soal Kursi Menteri, Cak Imin: PKB Tak Berharap, Tak Terlalu Penting Ada di Kabinet atau Tidak
Nandito Putra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.