TEMPO.CO, Jakarta - DPRD Jakarta telah mengumumkan susunan pimpinan dewan untuk periode 2024-2029, dengan Khoirudin dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ditunjuk sebagai Ketua DPRD.
Dilansir dari imamahdiah.com, Ketua Sementara DPRD DKI, Achmad Yani, menjelaskan bahwa PKS, yang memiliki kursi terbanyak di Parlemen Kebon Sirih, berhak menempati posisi Ketua. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS telah memilih Khoirudin untuk posisi tersebut.
“Sesuai usulan PKS, memutuskan saudara Khoirudin sebagai ketua DPRD Jakarta,” ujar Khoirudin dalam rapat paripurna DPRD Jakarta, Senin 23 September 2024.
Selanjutnya, Yani juga mengumumkan empat nama wakil ketua DPRD Jakarta. Ada empat fraksi yang masuk lima besar pemilik kursi terbanyak yang berhak untuk jabatan ini, yakni PDIP, Gerindra, NasDem, dan Golkar.
Sebelumnya, DPRD Jakarta telah mengajukan struktur kepemimpinan untuk periode 2024-2029, dengan Khoirudin sebagai Ketua, serta Ima Mahdiah, Rany Mauliani, Wibi Andrino, dan Basri Baco sebagai Wakil Ketua.
Dalam rapat paripurna yang dipimpin oleh Ketua Sementara DPRD Jakarta, Achmad Yani, disebutkan bahwa pengajuan pimpinan ini merupakan bagian dari pelaksanaan amanat Pasal 111 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
"Bahwa partai politik yang secara urutan meraih kursi terbanyak di DPRD Provinsi berhak mengisi kursi pimpinan DPRD Provinsi," kata Achmad Yani di Jakarta, Senin, dikutip dari Antara.
Profil Khoirudin
Dilansir dari dprd-dkijakartaprov.go.id, Khoirudin lahir di Jakarta pada 8 Juli 1966 dan berasal dari keluarga Betawi. Kakeknya, Haji Gatong, dikenal sebagai salah satu guru ngaji pertama di kawasan Meruya Ilir, Jakarta Barat. Khoirudin menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Jeruk Manis 05 dan kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 134. Setelah itu, ia bersekolah di SMEA Negeri 17 dengan beasiswa siswa berprestasi dari Gubernur DKI Jakarta.
Pada 1986, Khoirudin melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dengan jurusan Kurikulum dan Teknologi, di mana ia juga menerima beasiswa Supersemar. Setelah lulus dari UNJ pada tahun 1992, ia memulai karier sebagai guru di SMP PGRI 26 di Rawabelong, Jakarta Barat, dan kemudian mengajar di SMP Trimulya Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Di sana, ia menjabat sebagai kepala sekolah dari 1999 hingga 2012, selain aktif sebagai dosen di sebuah sekolah tinggi Islam di Depok.
Khoirudin dan keluarganya berkomitmen untuk membina generasi penghafal Al-Qur'an. Pada 2019, ia mendirikan pesantren khusus pria, As-Salaah, di Desa Pengasinan, Serpong, Tangerang Selatan, dengan seluruh biaya pendidikan ditanggung oleh keluarganya.
Di kalangan masyarakat Betawi, Khoirudin dikenal sebagai "Buaya," simbol kesetiaan, cinta terhadap keluarga dan komunitas, ketangguhan dalam menghadapi masa sulit, serta kerendahan hati saat berada dalam kemakmuran.
Selama perjalanan kariernya di dunia organisasi, Khoirudin aktif dalam partai politik dan menempati sejumlah posisi kepemimpinan di PKS. Pada periode 2006 hingga 2010, ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS Jakarta Selatan dan kemudian terpilih kembali untuk memimpin DPD pada periode 2010 hingga 2015.
Setelah itu, dari 2015 hingga 2020, Khoirudin melanjutkan perannya sebagai Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS DKI Jakarta, menunjukkan komitmen dan pengaruhnya di struktur organisasi PKS tingkat provinsi.
Pilihan Editor: Sosok Teguh Setyabudi, Calon Pj Gubernur Jakarta yang Banyak Didukung Fraksi DPRD