TEMPO.CO, Jakarta - Calon gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, menilai permasalahan ketersediaan air bersih harus menjadi persoalan yang secepat mungkin dicarikan solusinya di Jakarta.
Jika tidak segera ditemukan solusinya, Pramono memprediksi Jakarta bakal mempunyai masalah serius soal air bersih pada lima hingga sepuluh tahun mendatang.
"Maka mau tidak mau, suka tidak suka, harus ada terobosan waduk baru untuk menyelesaikan persoalan air bersih di Jakarta," kata Pramono, dalam agenda diskusi di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin, 23 September 2024.
Sebagai calon gubernur Jakarta, Pramono mengaku membawa persoalan air bersih ini untuk dibahas dalam program kerjanya jika terpilih sebagai gubernur. Dia berpasangan dengan Rano Karno yang juga punya pengalaman memimpin Banten pada 2015-2017.
Menurut Pramono, pemerintah memang sudah membangun dua waduk di atas sungai Cimahi dan Ciawi. Kemudian perbaikan terhadap13 aliran sungai yang mengalir ke Jakarta. Dua hal ini diklaimnya membawa dampak terhadap berkurangnya bencana banjir.
Namun begitu, kata Pramono, program perbaikan waduk dan aliran sungai yang mengalir ke Jakarta, belum secara maksimal menyelesaikan permasalahan ihwal ketersediaan air bersih.
Pramono melihat masih banyak masyarakat yang menggunakan air tanah. Bahkan aktivitas pengeboran untuk mendapatkan air tanah ini disebut Pramono, harus segera dibatasi demi mengurangi risiko dampak jangka panjang Jakarta tenggelam di kemudian hari.
"Memang program perbaikan waduk dan aliran sungai, mengurangi atau menurunkan jumlah kejadian bencana banjir. Tapi hal ini belum menyelesaikan persoalan air bersih. Hal ini yang harus kita carikan solusinya," ujar Pramono.
Pramono menilai, persoalan air bersih sebagai suatu hal yang serius untuk diperbincangkan. Namun begitu, dia tidak secara gamblang merincikan program yang ditawarkannya sebagai calon gubernur Jakarta terkait persoalan ini.
Pilihan editor: Yaqut Mangkir dari Panggilan Pansus Haji, Anggota Pansus: Sudah Diberikan Kesempatan