INFO NASIONAL – Bupati Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur) Lanosi MT berhasil menurunkan angka stunting dari 19,1 persen pada 2022 menjadi 9,3 persen pada akhir 2023.
Berkat capaian tersebut, Pemerintah Kabupaten OKU Timur mendapat dana insentif fiskal senilai Rp 6.804.395.000 (Rp 6,8 milliar). Insentif fiskal tersebut tertuang dalam SK Menteri Keuangan No. 353 tahun 2024.
Enos bersyukur bahwa tahun ini kembali mendapat insentif fiskal dari pemerintah pusat. "Saat ini yang kita dapat itu atas kinerja akuntabel penggelolaan keuangan dan penurunan stunting. Mudah-mudahan di bidang inflasi dan lainnya menyusul," katanya.
Keberhasilan menurunkan angka stunting, kata Enos, ada beberapa cara. Pertama melalui program bapak asuh sehingga dapat mencegah timbulnya kasus stunting baru.
Upaya kedua dengan mengaktifkan sebanyak mungkin posyandu di bidan-bidan desa. "Bahkan insentif bidan desa ini kita tambah, agar mereka lebih bersemangat dalam proses posyandu. Alhamdulillah stunting turun drastis," katanya.
Guna melengkapi fasilitas kesehatan, Pemkab OKU Timur akan mendatangkan USG portable pada 2025. “Alatnya ada di dalam kendaraan. Jadi ibu hamil bisa melakukan USG di tempat-tempat posyandu," katanya.
Kepala Bappeda dan Litbang Kabupaten OKU Timur, Maryus, menambahkan bahwa insentif fiskal di bidang penurunan stunting yang diberikan pemerintah pusat karena dua indicator utama.
"Yang pertama, kita mampu melampaui target capaian dalam menekan angka stunting. Kedua karena ada indikator pelaporan kita dianggap baik oleh pemerintah pusat," kata Maryus.
Maryus menjelaskan pemerintah pusat memang memberikan perhatian khusus terhadap isu stunting. Bahkan pemerintah pusat menargetkan angka stunting di 14 persen tahun 2024. "Dari target nasional itu, artinya OKU Timur mampu menekan angka stunting melapui target nasional," tuturnya.
Lalu apa yang telah dilakukan pemerintah Kabupaten OKU Timur dibawah kepemimpinan Lanosin MT dan wakilnya Adi Nugraha Purna Yudha? Maryus menjelaskan ada delapan aksi konvengensi atau pentunjuk teknis dari pemeritah pusat.
Sesuai tahapan dari pusat, pemerintah Kabupaten OKU Timur telah menentukan analisis dan lokasi fokus (lokus) penanganan stunting. "Artinya kita menentukan desa-desa mana yang angka stunting tinggi," katanya. Kemudian setelah lokus diketahui, diterbitkan SK Bupati.
Setelah ditemukan lokus, tim khusus atau Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang diketuai oleh Wakil Bupati Adi Nugraha Purna Yudha, menyusun program untuk mengintervensi lokus tadi. Dilanjutkan melakukan rembuk dengan seluruh stakeholder dan diteruskan dengan pemantapan regulasi.
Tim khusus itu pula yang melalukan penguatan kader pembangunan manusia di desa, pengolaan data, pengukuran, dan evaluasi.
"Begitu ada lokus, Bupati lansung memerintahkan untuk intervensi, secara periodik anak yang mengalami stunting dibawa ke rumah sakit atau dokter anak. Karena yang berhak menyatakan anak sudah keluar dari status stunting adalah dokter anak," tutur Maryus.
Inovasi kedua, Bupati memita untuk melakukan penguatan untuk penimbangan posyandu di seluruh desa yang ada di OKU Timur. "Hasilnya di tahun 2023 angka ukur dan timbang anak di OKU Timur naik menjadi 93, 55 persen," ujar Maryus.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Timur M Yakub mengatakan jajarannya bertanggung jawab di bidang penimbangan dan pengukuran balita, pemeriksaan ibu hamil 6 kali selama kehamilan, dan imunisasi dasar lengkap.
Dalam data Dinkes OKU Timur tercatat bidang timbang ukur balita dari target 95 persen, tercapai 100 persen. Kemudian bidang semua ibu hamil pemeriksaan 6 kali selama kehamilan dari target 100 persen tercapai 100 persen. Terakhir imunisasi dasar lengkap dari target 95 persen tercapai 100 persen.
“Alhamdulillah atas indikator ini kita mampun menurunkan angka stunting melebihi target nasional. Target nasional 14 persen, kita di OKU Timur turun hingga 9,3 persen," katanya. (*)