INFO NASIONAL - Selama ini sebenarnya sudah lazim ada berbagai bentuk diskusi dan forum bincang-bincang antara pembuat kebijakan, pelaku industri, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya. Namun ada satu masalah yang sering muncul: banyak hal yang tidak terungkap secara terbuka. Para peserta kerap enggan membuka pemikiran atau fakta secara mendalam, sehingga tujuan awal sebuah diskusi untuk menemukan solusi jarang berjawab.
Menyadari kebutuhan akan ruang diskusi yang lebih jujur dan terbuka, Tempo dan Indonesia Communications (ID COMM) menggagas format diskusi tertutup bertajuk Fireside Session. Di dalam diskusi ini juga diberlakukan Chatham House Rules yang membuka kesempatan untuk mempertukarkan insights seterbuka mungkin, namun terbatas di ruang pertemuan. Peserta diperkenankan memanfaatkan informasi yang diterima untuk kepentingannya namun identitas atau afiliasi narasumber dan peserta lainnya dalam pertemuan ini tidak dapat dibuka - apalagi dipublikasikan - kepada pihak luar.
Kegiatan perdana Fireside Session berlangsung di The Westin Jakarta pada Rabu, 11 September 2024, mempertemukan dua institusi pembuat kebijakan di sektor kesehatan -- Kementerian Kesehatan dan BPJS Kesehatan -- dengan representasi perusahaan farmasi, alat kesehatan, laboratorium, asosiasi profesi dan asosiasi industri kesehatan. Topik yang diangkat adalah “Roadmap of Indonesian Health Industry: Strategy to Drive Investment and Innovation”.
CEO Tempo Digital Wahyu Dhyatmika menjelaskan bahwa konsep acara ini lahir dari kebutuhan segmen audiens Tempo dari kalangan pemimpin industri akan informasi yang lebih spesifik, langsung dari narasumber di kalangan pemerintah. “Sebaliknya, ada kebutuhan dari kalangan pemerintah, untuk menjelaskan latar belakang sebuah kebijakan langsung pada dunia industri yang terdampak,” katanya.
Co-founder dan Executive Director ID COMM Sari Soegondo menjelaskan bahwa latar belakang dilahirkannya forum ini berawal dari kegelisahan melihat metode diskusi lain yang kerap tidak memberi jawaban tuntas. Di sisi lain, ID COMM dan Tempo kerap berperan sebagai penengah, menampung pertanyaan serta curhat dari pihak A untuk disampaikan ke pihak B.
“Melalui format diskusi ini, kami menjadi katalis dan memberi kesempatan bagi para pihak untuk bicara langsung, bebas dan terbuka. Sebagai sesama praktisi komunikasi, Tempo dan ID COMM menjadi manajer informasi dan menjadi liaison bagi para pihak untuk bertemu. Kita berperan mengelola insights dan membantu menyuguhkannya kepada semua yang berkepentingan melalui sesi dialog yang didesain secara cermat ini,” kata Sari.
ID COMM adalah firma konsultan komunikasi dan kehumasan yang berdiri sejak 2014. Memiliki jejaring dan hubungan baik dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, mitra pembangunan, organisasi masyarakat sipil, pihak swasta, komunitas, para pemimpin opini, serta perusahaan pers termasuk Tempo.
Terlebih, ID COMM dan Tempo bergerak dalam kepentingan yang sama, yakni berupaya membuat Indonesia lebih baik. Diskusi Fireside Session ini juga sejalan dengan semangat Tempo menghadirkan jurnalisme konstruktif. “Di era banjir informasi seperti sekarang, publik menuntut jurnalisme berperan lebih, tidak hanya melaporkan fakta tentang berbagai masalah, namun juga memaparkan potensi solusi dan mempertemukan berbagai sudut pandang,” kata Wahyu.
“Kami tak mau hanya memaparkan persoalan tanpa konklusi atau tanpa solusi, apalagi hanya mengadu orang untuk berdebat atau bertikai di depan umum. Sebaliknya, kami berusaha mempertemukan berbagai kepentingan secara konstruktif,” ucap Sari. “Itu yang ingin kita fasilitasi melalui forum ini.”
Konsep ‘closed door meeting’ dalam Fireside Session terlihat pada pembatasan jumlah peserta maksimum 30 orang. Syarat lainnya: peserta diwajibkan meninggalkan perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, kamera, dan alat perekam di luar ruangan.
Peserta juga harus mengikuti panduan dari moderator dan menjaga sikap profesional selama acara berlangsung. Peserta tidak diperkenankan membawa barang-barang terkait branding perusahaan seperti produk atau merchandise.
Di awal diskusi, perwakilan redaksi Tempo memaparkan insight dari studi kebijakan yang dilakukan sebelumnya, sementara perwakilan ID COMM memotret berbagai pemberitaan media massa, dan pembicaraan serta persepsi publik terkait topik bahasan, yang terekam dalam analisis media sosial. Pemahaman publik dipercaya mempengaruhi implementasi kebijakan pemerintah, dan sebaliknya rancangan kebijakan perlu mencermati aspirasi dan kesiapan publik.
Selain eksklusif, Fireside Session juga menawarkan nilai tambah yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Peserta dapat mendengarkan informasi langsung dari para pembuat kebijakan dan mengajukan pertanyaan yang mendalam tanpa filter. Peserta juga memiliki kesempatan untuk berjejaring dan berkolaborasi secara strategis dengan rekan-rekan dari sektor lain yang relevan.
Dengan format yang tertutup dan sangat terkurasi ini, Fireside Session menjanjikan pengalaman yang berbeda bagi mereka yang ingin mendapatkan wawasan mendalam tentang kebijakan di Indonesia.
Sari menilai diskusi tertutup ini tidak berarti menghilangkan transparansi kepada publik, atau semata menjadi pembicaraan rahasia. “Faktanya, para peserta diskusi juga bagian dari publik, mereka pelaku industri. Jadi mereka sangat berkepentingan untuk memperoleh informasi yang independen dan kredibel langsung dari pengambil kebijakan,” ujarnya.
Melalui hasil yang telah dicapai pada kegiatan perdana, Sari optimistis acara dengan konsep ‘closed door’ ini akan semakin diminati. “Fireside Session akan hadir lagi dengan tema-tema lain yang lebih segar dan sesuai current affairs. Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi flagship programme atau menjadi signature event persembahan Tempo dan ID COMM,” kata Sari. (*)