TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta tim pemenangan pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan tidak menggunakan buzzer untuk menyerang pasangan lain pada pemilihan gubernur atau Pilgub Jabar 2024.
“Tim pemenangan kita tidak boleh menyerang orang lain, tidak boleh menggunakan buzzer untuk men-downgrade orang lain, enggak boleh. Kalau kita diserang silakan, kita hanya bertahan saja dan tidak akan menyerang,” kata Dedi di Subang, Jawa Barat pada Sabtu, 7 September 2024.
Dedi meminta tim pemenangannya tidak menggunakan buzzer untuk menyerang pasangan lain karena dia mengakui, dengan waktu kampanye singkat, kampanye hitam diprediksi akan bermunculan.
Mantan Bupati Purwakarta dua periode ini memastikan tim pemenangan pasangan Dedi-Erwan pada Pilgub Jabar 2024 sudah terbentuk dan langsung bekerja dalam waktu dua bulan menjelang pemilihan.
Dia meminta tim pemenangannya bisa lebih berfokus memperkuat mesin pemenangan dan menjaga suara di masing-masing basis politik, ketimbang membuat acara seremonial di tengah masa kampanye singkat.
Nantinya, kata dia, tim pemenangan bekerja secara struktural, menggerakkan mesin partai, dan menyusun saksi-saksi yang akan ditempatkan di seluruh tempat pemungutan suara (TPS).
Dedi juga mengingatkan agar tim pemenangannya tidak menyelenggarakan acara-acara yang menyusahkan warga, seperti menggerakkan warga untuk hadir saat kampanye, sementara warga meninggalkan pekerjaannya dan berpanas-panasan.
Saat mendaftar ke KPU Jabar, pasangan Dedi-Erwan diusung oleh Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, Partai Amanat Nasional, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), selain juga mendapatkan dukungan dari sembilan partai politik nonparlemen.
Dedi Mulyadi Mengampanyekan Sekolah Manajer
Sebelumnya, Dedi mengampanyekan program Sekolah Manajer untuk mencetak 10 ribu tenaga profesional lokal di bidangnya guna mengatasi persoalan minimnya penyerapan tenaga kerja lokal.
“Khusus di daerah industri selama ini sering kali ribut tentang kurang optimalnya penerimaan tenaga kerja lokal. Ini harus segera teratasi,” kata Dedi dalam acara KDM Menyapa di Lapangan Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada Jumat malam, 6 September 2024.
Dedi menilai kurang optimalnya penerimaan tenaga kerja lokal di sebuah daerah industri karena manajemen puncak di perusahaan yang ada bukan berasal dari warga setempat.
“Karawang sebagai daerah berbasis industri, ke depan harus mulai berorientasi kepada sumber daya manusia, karena keributan yang terjadi selalu tentang kurang optimalnya penerimaan tenaga kerja setempat,” ujarnya.