Adapun pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam menilai Jatim merupakan daerah dengan arena politik yang unik dan susah ditebak oleh para bakal calon yang mengikuti Pilkada 2024.
“Ragam geopolitiknya beda-beda. Orang bisa kuat di Madura tapi belum tentu kuat di Mataraman, wilayah arek, pandalungan, atau mungkin pantai utara,” katanya saat dihubungi di Surabaya pada Selasa.
Surokim menuturkan Jatim menjadi arena politik yang unik dan susah ditebak karena provinsi ini memiliki beragam kondisi geografis dan karakter daerah yang berbeda-beda. Hal tersebut, pada akhirnya, mempengaruhi pembentukan karakter masyarakat yang plural sehingga dibutuhkan ketepatan dan ketelitian dalam membuat strategi politik.
“Tipikal masyarakatnya sangat berbeda, ada yang metropolitan seperti Surabaya, ada yang sangat religius, dan ada yang tradisional sehingga butuh strategi yang ekstra," ujarnya.
Peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) ini menuturkan waktu yang mepet menjadi tantangan tersendiri untuk para pembuat strategi bagi setiap pasangan calon kepala daerah.
“Waktu yang mepet ini menjadi problem juga bagi calon karena untuk menjangkau 30 juta pemilih ini bukan sesuatu yang gampang,” katanya.
Menurut dia, calon kepala daerah yang memiliki banyak jurus elektoral lah yang akan memenangi persaingan.
“Tidak hanya menggarap wilayah urban kalangan menengah, tetapi juga bagaimana menggarap pemilih plural dan pedesaan dengan area yang sangat luas di Jawa Timur,” ujar Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya UTM ini.
Pilihan editor: Ketika Rano Karno Puji Anies Baswedan Soal Kondisi Jakarta Saat Ini