Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemimpin Tertinggi Umat Katolik Dunia, Ini Sederet Pemikiran Progresif Paus Fransiskus

Editor

Nurhadi

image-gnews
Paus Fransiskus menyapa para jurnalis yang ikut dalam rombongannya menuju Indonesia. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Paus Fransiskus menyapa para jurnalis yang ikut dalam rombongannya menuju Indonesia. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus, berkunjung ke Indonesia pada 3-6 September 2024. Paus, yang sudah tiba siang ini, datang ke Indonesia dalam rangka perjalanan apostolik. Kunjungan ini mencakup berbagai pertemuan penting dan misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno.

Paus Fransiskus, yang lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio, adalah pemimpin tertinggi Gereja Katolik global dan Kepala Negara Vatikan. Lahir di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936, ia adalah Paus ke-266, menggantikan Paus Benediktus XVI, dan merupakan Paus pertama dari ordo Yesuit yang berasal dari benua Amerika.

Bergoglio terpilih sebagai Paus melalui Konklaf Kepausan pada 13 Maret 2013, setelah Konklaf berlangsung selama dua hari. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires sejak 1998 dan diangkat sebagai Kardinal pada 2001 oleh Paus Yohanes Paulus II.

Selama menjadi pemimpin tertinggi umat Katolik di seluruh dunia, Paus Fransiskus mereformasi gereja Katolik dan menyesuaikannya dengan perkembangan ilmu. Selama menjadi Paus, ia memang dikenal dengan pemikiran-pemikiran progresifnya. Apa saja pemikiran progresifnya?

1. Mengakui Teori Big Bang

Paus Fransiskus menunjukkan dirinya sebagai seorang yang progresif dalam beberapa isu ilmiah. Ia menyampaikan kepada anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Kepausan bahwa ia mendukung teori Big Bang dan evolusi.

Menurut surat kabar The Independent, Paus Fransiskus mengatakan, "Big Bang, yang saat ini kita yakini sebagai asal mula dunia, tidak bertentangan dengan campur tangan pencipta ilahi, melainkan justru membutuhkannya." Ia juga mengatakan bahwa, "Evolusi tidak bertentangan dengan konsep penciptaan."

2. Berpengaruh dalam Politik Amerika Latin

Tak hanya itu, Paus juga progresif dalam politik. Ia mempertemukan Presiden Raul Castro dari Kuba dan Presiden Barack Obama dari Amerika Serikat dalam pertemuan bersejarah yang memicu perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri. 

Selain itu, jadwal perjalanan ambisiusnya terus berlanjut, termasuk kunjungan ke Paraguay, Bolivia, dan Ekuador, serta upacara beatifikasi. Hingga saat ini, Paus telah membeatifikasi lebih dari tiga lusin orang, termasuk Óscar Romero, seorang imam dari El Salvador yang dibunuh pada 1980 karena dukungannya terhadap teologi pembebasan dan aktivismenya untuk melindungi orang-orang yang terpinggirkan.

3. Mendukung Penghapusan Dosa Pelaku Aborsi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada September 2015, Paus Fransiskus kembali mengguncang status quo di Gereja Katolik ketika ia mengumumkan bahwa para imam di seluruh dunia akan diizinkan untuk mengampuni “dosa aborsi” selama “tahun belas kasih", yang dimulai pada 8 Desember 2015 dan berakhir pada 20 November 2016. Paus menulis tentang tindakan belas kasih ini dalam sebuah surat, menyatakan:

“Saya memikirkan khususnya semua wanita yang telah melakukan aborsi. Saya sangat menyadari tekanan yang membuat mereka mengambil keputusan ini. Saya tahu bahwa itu adalah cobaan eksistensial dan moral. Saya telah bertemu dengan banyak wanita yang menyimpan luka di hati mereka akibat keputusan yang menyakitkan dan menyiksa ini. Apa yang terjadi adalah sangat tidak adil; namun, hanya dengan memahami kebenarannya, seseorang dapat tetap tidak kehilangan harapan."

4. Mendukung Hak Komunitas LGBTQ+

Sikap progresif juga Paus tunjukkan dalam dukungan terhadap hak-hak komunitas LGBTQ+. Ia merupakan paus pertama yang mendukung serikat sipil atau legalitas untuk pasangan sesama jenis sekaligus mengkritik undang-undang yang mengkriminalkan homoseksualitas. Paus Fransiskus bahkan menyebut hal tersebut sebagai bentuk ketidakadilan. 

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam wawancara eksklusif dengan The Associated Press pada 24 Januari 2023. Menurut dia, Tuhan mencintai semua anak-Nya apa adanya. “Menjadi homoseksual bukanlah sebuah kejahatan,” katanya. Paus meminta para uskup Katolik yang mendukung undang-undang tersebut untuk menerima orang-orang LGBTQ+ ke dalam gereja. 

5. Vokal Terhadap Penindasan

Paus Fransiskus secara vokal mengkritik kebijakan yang membatasi hak-hak pengungsi dan imigran. Ia juga kerap mengkritik kebijakan imigrasi Donald Trump, Presiden Amerika Serikat periode 2017-2021, yang membangun proyek tembok perbatasan Amerika Serikat-Meksiko. 

Paus Fransiskus juga mengecam isu kudeta Myanmar dan berulang kali menyerukan kepada militer Myanmar agar membebaskan para tahanan politik. Ia pun tak segan mengkritik kebijakan pasar bebas yang dianggap gagal mensejahterakan masyarakat. Terbaru, Paus Fransiskus lantang menyuarakan gencatan senjata dalam konflik Palestina-Israel.

BIOGRAPHY | KORAN TEMPO 

Pilihan Editor: Paus Fransiskus Pakai Pesawat Komersial dan Tak Menginap di Hotel Mewah, Muhammadiyah: Bisa Jadi Inspirasi Pemimpin Bangsa

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Antara Trump dan Harris, Siapa Pilihan Paus Fransiskus?

1 jam lalu

Para siswa berpose dengan biola di Sekolah Humaniora Holy Trinity selama kunjungan Paus Fransiskus, di Baro, dekat Vanimo, Papua Nugini, 8 September 2024. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Antara Trump dan Harris, Siapa Pilihan Paus Fransiskus?

Paus Fransiskus mengkritik Harris dan Trump, meminta umat Katolik AS untuk memilih 'kejahatan yang lebih kecil'.


Paus Fransiskus Akhiri Perjalanan ke Asia Tenggara dan Oseania

13 jam lalu

Presiden Joko Widodo saat menyambut langsung kedatangan Yang Teramat Mulia Bapa Suci Paus Fransiskus dalam Misa Suci yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis, 5 September 2024. Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr
Paus Fransiskus Akhiri Perjalanan ke Asia Tenggara dan Oseania

Paus Fransiskus mengakhiri lawatan ke Asia Tenggara dan Oseania selama 12 hari.


Paus Fransiskus Pulang ke Vatikan Hari Ini, Naik Singapore Airlines

23 jam lalu

Rombongan Paus Fransiskus di Changi International Airport, Jumat, 13 September 2024. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Paus Fransiskus Pulang ke Vatikan Hari Ini, Naik Singapore Airlines

Paus Fransiskus mengakhiri perjalanan apostoliknya di Singapura setelah sebelumnya mengunjungi Indonesia, Papua Nugini, dan Timor Leste.


Kunjungan Paus Fransiskus di Jakarta: Momen Bersejarah di Aryaduta Menteng

23 jam lalu

Delegasi Paus Fransiskus di Aryaduta Menteng.
Kunjungan Paus Fransiskus di Jakarta: Momen Bersejarah di Aryaduta Menteng

Hotel Aryaduta Menteng, dengan pelayanan terbaiknya, berperan sebagai titik persinggahan strategis bagi delegasi penting ini.


Top 3 Dunia: Pelapor Khusus PBB, Misa Paus Fransiskus di Singapura

1 hari lalu

Paus Fransiskus dan Presiden Singapura Tharman Shanmugaratnam di National University of Singapore, Kamis, 12 Setember 2024. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Top 3 Dunia: Pelapor Khusus PBB, Misa Paus Fransiskus di Singapura

Berita Top 3 Dunia pada Kamis 12 September 2024 diawali oleh kemarahan Pelapor Khusus PBB untuk Wilayah Palestina yang Diduduki Francesca Albanese


Akhir Misa Paus Fransiskus di 4 Negara: Kotbah Kasih dan Tanda Tangan untuk Anak-Anak

1 hari lalu

Paus Fransiskus dan Presiden Singapura Tharman Shanmugaratnam di National University of Singapore, Kamis, 12 Setember 2024. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Akhir Misa Paus Fransiskus di 4 Negara: Kotbah Kasih dan Tanda Tangan untuk Anak-Anak

Isi kotbah Paus Fransiskus di Singapura berbeda dengan yang disampaikan di tiga negara sebelumnya, yakni Indonesia, Papua Nugini, dan Timor Leste.


Paus Fransiskus Gelar Misa di Singapura, 50.000 Umat Katolik Padati Stadion Nasional

1 hari lalu

Paus Fransiskus tiba di Singapura, 11 September 2024. Singapura merupakan negara terakhir dalam perjalanan apostolik Paus di ASEAN. Cindy Wooden/Vatican Press Pool
Paus Fransiskus Gelar Misa di Singapura, 50.000 Umat Katolik Padati Stadion Nasional

Sekitar 50.000 umat Katolik berkumpul di Stadion Nasional Singapura pada Kamis 12 September 2024 untuk menghadiri misa Paus Fransiskus


Hamas Siap Gencatan Senjata dengan Israel Tanpa Syarat Baru

1 hari lalu

Hamas Siap Gencatan Senjata dengan Israel Tanpa Syarat Baru

Hamas menyatakan menerima proposal gencatan senjata dengan Israel seperti yang diajukan oleh Amerika Serikat.


Paus Fransiskus Desak Singapura Berikan Upah Layak ke Pekerja Migran

1 hari lalu

Paus Fransiskus tiba di Singapura, 11 September 2024. Singapura merupakan negara terakhir dalam perjalanan apostolik Paus di ASEAN. Cindy Wooden/Vatican Press Pool
Paus Fransiskus Desak Singapura Berikan Upah Layak ke Pekerja Migran

Paus Fransiskus berada di Singapura yang merupakan negara terakhir dalam kunjungannya ke empat negara di Asia Pasifik.


Paus Fransiskus di Singapura: Pekerja Harus Dapat Jaminan Upah yang Adil dan Layak

1 hari lalu

Paus Fransiskus dan Presiden Singapura Tharman Shanmugaratnam di National University of Singapore, Kamis, 12 Setember 2024. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Paus Fransiskus di Singapura: Pekerja Harus Dapat Jaminan Upah yang Adil dan Layak

Paus Fransiskus menyoroti soal masalah kesenjangan ekonomi dan upah di Singapura.