Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla itu menuturkan, tahun 2015 silam saat masih menjabat menteri, Tombak Cakra Pangeran Diponegoro dikembalikan ke Indonesia. Anies saat itu merasa mendapatkan kehormatan untuk mewakili pemerintah dan rakyat Indonesia menerima kembali cakra tersebut.
"Malam hari ini di Kotagede, di Makam Panembahan Senapati, kami menerima kembali sebuah Tombak Cakra yang bentuknya serupa dari keluarga besar Kotagede, anak keturunan dari para pendiri Mataram Islam," ujar Anies.
Anies menyebut cakra pemberian warga Kotagede Yogyakarta itu sebagai simbol amanah pada dirinya.
"Yang mudah-mudahan sifat dari Ar Rahman bisa kami jaga sebagaimana ketika kami kemarin bertugas (sebagai kepala daerah) di Jakarta," kata Anies.
Ia menyatakan tidak membedakan siapa pun dansemua mendapatkan perlakuan yang sama. "Dan bagaimana kewenangan yang diembankan itu dipakai semaksimal mungkin untuk menghadirkan keadilan di masyarakat," kata Anies.
Anies menyatakan, pemberian cakra itu menjadi tambahan semangatnya. "Cakra ini seperti tambahan semangat pada semua bahwa ikhtiar kita bukan sekadar satu orang, bukan sekadar satu kelompok, bukan satu, dua, tiga partai," kata dia.
Tapi, sambung Anies, ini tentang bagaimana rakyat bisa merasakan keadilan sebagaimana dulu pernah hadir di saat Kerajaan Mataram,di mulai dengan Panembahan Senapati.
Perwakilan warga Kotagede Yogyakarta yang turut menyambut Anies, Priyo Salim mengatakan, melalui suvenir Tombak Cakra itu terselip sebuah pesan.
"Kami berharap pesan dari cakra itu terbawa sampai kapan pun. Mudah-mudahan itu dikenang dan dipegang kelak insyaallah kalau Pak Anies menjadi pemimpin Indonesia," kata dia.
Pilihan Editor: Saat Jokowi Sebut Hubungannya dengan Prabowo Baik-baik Saja