TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden terpilih sekaligus putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, turut mengantarkan pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen, saat mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah, Rabu, 28 Agustus 2024.
Rombongan Luthfi dan Yasin tiba di KPU Jawa Tengah sekitar pukul 08.30. Luthfi mengenakan kemeja putih dan celana khaki, sedangkan Taj Yasin mengenakan sarung motif batik dan berpeci hitam. Gibran berjalan di belakang pasangan tersebut ketika memasuki halaman KPUD Jawa Tengah.
Mantan Wali Kota Solo itu berkemeja warna biru langit seperti yang seragam kampanyenya ketika pemilihan presiden lalu. Turut dalam rombongan pasangan tersebut pimpinan partai pengusung dari Golkar, PKB, Gerindra, PPP, PAN, Nasdem, PSI, Gelora, PKS, Partai Buruh, Demokrat, PBB, dan Partai Garuda.
Pesan Politik yang Kuat
Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, mengatakan bahwa di Jawa Tengah ada kontestasi antara Polri dan TNI serta adanya hubungan kekerabatan.
“Hubungan itu kalau kita lihat tadi mas Gibran datang mengantar ini kan ada pesan politik yang sangat kuat gak main-main ini,” ujar Titi dalam sebuah wawancara dengan sebuah televisi swasta, Rabu, 28 Agustus 2024.
Menurut dia, pertarungan tersebut benar-benar jadi battleground antara kekuatan politik mayoritas di Jawa Tengah dengan kekuatan politik yang setidaknya saat ini menang di sisi eksekutif. “Jadi harus diwaspadai potensi benturan massa saat kampanye,” terangnya.
Titi juga mengungkap pertarungan yang sangat kompetitif tersebut bisa mencegah politik transaksional karena fokus pada pelibatan aliran dan ideologi politik. “Politik uang tidak terlalu bekerja karena orang terafiliasi dengan kuat pada pilihan politik di antara para kubu yang berkontestasi,” lanjut Titi.
Meskipun begitu, pertarungan tersebut juga memuat tantangannya, yaitu potensi benturan massa, potensi politisasi Aparatur Sipil Negara (ASN), dan penyelenggara pemilu. “Karena berada di battleground politik yang sangat sengit dan potensi intimidasi, politisasi hegemoni identitas itu yang harus diwaspadai,” tegasnya.
Menurut dia, di situlah tensi pertarungan dari sisi elite partai dan akar rumput akan benar-benar bertemu. “Apalagi partai mayoritas pengusung Ahmad Lutfi-Taj Yasin banyak sekali yang ada di belakangnya. Kalau kita lihat pertanyaannya kalau semua yang mengantar kan pimpinan parpol. Pertanyaannya, mas Gibran itu pengurus partai provinsi bukan? Kan bukan,” ujar Titi.
Dari situ, kata dia, psywar sudah dimulai untuk kontestasi di jawa tengah karena basis politik. “Nah jadi dari sini saja sebenarnya say war-nya sudah dimulai untuk kontestasi di Jawa Tengah karena dia basis politik yang Pak Jokowi dari Solo, membangun karir dari Solo, mas Gibrannya juga Walikota Solo walaupun kemudian menjadi cawapres," terangnya.
"Pertarungan antara merah dengan Jokowi. Kalau dalam konteks kasat mata kita melihat bagaimana Gibran sampai harus datang mengantarkan Ahmad Luthfi dan Gus Yasin," ujar Titi.
JAMAL ABDUN NASHR
Pilihan Editor: Profil Andika Perkasa, Eks Panglima TNI yang Bakal Lawan Ahmad Lutfi di Pilkada Jateng