TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto menilai usulan pembentukan angkatan siber sebagai hal yang bagus. Usulan itu sebelumnya dilontarkan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Bambang Soesatyo alias Bamsoet agar TNI membentuk matra keempat, angkatan siber.
"Matra siber ya, saya kira bagus," kata Hadi usai memimpin upacara HUT ke-79 RI di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 17 Agustus 2024 pagi.
Sebelumnya dalam sidang tahunan MPR RI bersama DPR dan DPD RI di kompleks parlemen, Jakarta pada Jumat kemarin, Bamsoet mengusulkan Indonesia mempersiapkan pembentukan angkatan siber.
Menurut Hadi, usulan itu bisa dipertimbangkan. Apalagi sebelumnya ada kasus peretasan pusat data nasional sementara (PDNS) oleh kelompok hacker ransomeware Lockbit 3.0 yang menyebabkan 210 instansi dan lembaga terganggu.
"Apalagi kemarin ancaman sudah kita rasakan waktu peretasan. Ya kami kaji lebih lanjut," ucap dia.
Dilansir dari Antara, Bamsoet menilai sudah saatnya Indonesia segera mempersiapkan pembentukan matra keempat dengan menghadirkan Angkatan Siber.
"Kehadirannya untuk memperkuat tiga matra yang sudah ada, yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara," ujar Bamsoet dalam pidatonya.
Menurut dia saat ini dunia sudah memasuki era operasi militer melalui internet yang biasa disebut internet of military things (IoMT) atau internet of battlefield things (IoBT), di mana operasi militer semakin dapat dikendalikan dari jarak yang sangat jauh dengan lebih cepat, tepat, dan akurat.
Hal itu dianggap penting karena posisi geopolitik Indonesia dinilai sangat rawan. Berhadapan langsung dengan trisula negara persemakmuran Inggris, yaitu Malaysia, Singapura, dan Australia.
Ketiga negara itu, lanjut dia, tergabung pula dalam Five Power Defence Arrangement (FFDA) bersama Selandia Baru dan Britania Raya. Di sisi lain, Indonesia juga berada dalam arena pertarungan geopolitik Rusia, Tiongkok, dan Amerika Serikat.
Menurut dia sistem ketahanan, keamanan siber di Indonesia masih perlu peningkatan.
Pilihan Editor:Jokowi Minta Maaf, Amnesty International Indonesia: Pidato Kosong