TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, mempertanyakan permintaan maaf Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam sidang tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR. Usman menyebut Jokowi justru tak menjelaskan perbuatan serta kesalahan sehingga dia menyampaikan permintaan maaf.
“Itu pidato yang kosong, karena tidak ada pengakuan atas kegagalan dari apa yang pernah ia janjikan,” ujar Usman, dalam diskusi publik di kantor Amnesty International Indonesia, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2024. Usman menyebut seharusnya permintaan maaf itu diucapkan karena Jokowi telah melakukan berbagai kegagalan selama sepuluh tahun menjadi presiden.
Usman menyoroti sejumlah kegagalan yang terjadi di tangan Jokowi. Misalnya, janji Jokowi yang ingin memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi. Alih-alih diperkuat, KPK justru malah dilemahkan di era Jokowi.
Belum lagi mengenai indeks demokrasi Indonesia yang terus mengalami penurunan. Berdasarkan penelitian The Economist Intelligence Unit (EIU), demokrasi Indonesia menempati peringkat ke-56 secara global pada 2023. Padahal, tahun sebelumnya, atau pada 2022 Indonesia menempati peringkat ke-54.
Baca juga: Pidato Lengkap Kenegaraan Jokowi di Akhir Masa Jabatan
Selain itu, Usman juga menyoroti permintaan maaf Jokowi yang tak relevan dengan keseluruhan pidato. Musababnya, Jokowi justru menyebutkan klaim keberhasilannya selama menjabat sebagai Presiden. “Jokowi hanya menyebutkan berbagai tindakan yang dalam pandangan pribadinya benar untuk dilakukan,” ujar Usman.
Baca juga: Jokowi Minta Maaf di Sidang Tahunan MPR, Djarot PDIP: Bertanggung Jawab Lebih Penting
Sebelumnya, Jokowi menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat Indonesia saat pidato dalam sidang tahunan MPR, dan sidang bersama DPR. Jokowi menuturkan, sepuluh tahun bukan waktu yang panjang untuk mengurai permasalahan Indonesia.
Jokowi mengaku menyadari bahwa dia merupakan pribadi yang jauh dari kata sempurna dan istimewa. Jokowi menuturkan sangat mungkin ada yang luput dari pandangannya selama memimpin satu periode. “Mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang belum terwujud, untuk setiap cita-cita yang belum tergapai,” ujar Jokowi, dalam pidatonya, Jumat, 16 Agustus 2024.
Pilihan Editor: Hasto Sebut Jokowi sebagai Sosok yang Ingin Rebut PDIP dari Megawati