“Kiai bisa menjadi fasilitator atau jembatan untuk mempertemukan dua kubu yang berkonflik. Saya yakin mereka yang berseteru akan tunduk jika ditengahi para kiai yang dihormati," tutur Ma’mun.
Ma'mun menyebutkan PKB dan PBNU merupakan dua organisasi yang sudah lama berdiri sehingga sangat berpengalaman dengan berbagai dinamika yang muncul. Dia meyakini para pengurus PKB dan PBNU bisa berpikir dan bertindak secara dewasa menghadapi setiap polemik atau konflik.
Dia meyakini kemelut yang melanda PKB dan PBNU saat ini merupakan bentuk ujian dan bagian mengokohkan dua organisasi menjadi lebih tangguh. “Jika konflik dikelola dengan sangat baik maka akan menyimpan potensi yang besar,” ujar dia.
Konflik PKB dan PBNU
Konflik antara PKB dan PBNU berawal dari pembentukan Panitia Khusus Hak Angket Haji 2024 atau Pansus Haji oleh Dewan Perwakilan Rakyat untuk menyelidiki kekacauan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin adalah salah seorang penggagas Pansus Haji.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya menduga Pansus Haji dibentuk untuk menyerang lembaganya serta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, yang merupakan adik kandungnya. “Jangan-jangan ini masalah pribadi dan mengincar PBNU," ujar Yahya seusai rapat pleno PBNU pada Ahad, 28 Juli 2024.
PBNU lalu membentuk pansus PKB untuk mengevaluasi elite partai politik tersebut. Sekretaris Jenderal PBNU Syaifullah Yusuf menilai PKB telah melenceng dari tujuan awal pendiriannya karena berusaha menjauhkan peran kiai.
Sedangkan Cak Imin melalui unggahannya di media sosial pada Sabtu, 3 Agustus 2024 mengatakan perolehan suara PKB pada Pemilu 2024 diakui oleh semua pihak. Dia mensyukuri hal itu karena kader-kader partainya tidak lagi bergantung pada siapa pun. Dia menilai justru ada upaya penggembosan PKB sejak sebelum pemilu.
Pilihan editor: Tanggapan Ombudsman Soal Peristiwa Paskibraka Lepas Jilbab