TEMPO Interaktif, Purwakarta - Ratusan pedagang pasar Rebo dan pasar Simpang, Purwakarta, Jawa Barat, menggeruduk kantor pemerintah kabupaten setempat, Senin (3/8), mereka menagih janji bupati dalam proses perpindahan kedua pasar tersebut ke pasar modern Gembong.
Mereka mulai aksi dari pasar Rebo menggunakan ratusan sepeda motor dan sejumlah kendaraan roda empat ke kantor bupati. Mula-mula para pedagang mendatangi kantor developer pemasaran Pt. Surya Handa Perkasa di jalan Martadinata, tetapi kantor tersebut tutup. Antrian kendaraan, sempat memacetkan lalu-lintas jalan protokol tersebut.
Tak berhasil menemui manajemen Pt.SHP, para pedagang seterusnya mendatangi kantor pemerintah kabupaten yang hanya berjarak 500 meter dari kantor SHP yang terletak di jalan Gandanegara. "Bupati Dedi Mulyadi ingkar janji," kata Ahmad Fahyudin, Ketua Ikatan Warga Pasar Simpang.
Sesuai janji bupati, pembangunan pasar Simpang dan pasar Rebo akan didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. "Nyatanya malah diberikan developer," kata Ahmad. "Dan, developer telah mematok harga selangit," kata Zaenal Arifin, Ketua Ikatan Warga Pasar Rebo.
Dedy, seorang pedagang Tempe, di pasar Simpang yang ikut berdemo, mengaku kesal dengan sikap inkar pemda dan developer. "Katanya kami baru akan menyicil setelah bangunan pasar baru berdiri selama enam bulan," kata Dedi.
Tapi, nyatanya, dibangun juga belum, pihak developer sudah meminta uang muka dan cicilan. "Kami juga dberi tenggat akhir mendaftar hari ini, Senin (3/8)," kata Dedy. Ia merinci, untuk kios ukuran 1,5 X 1,5 meter dihargai Rp 75 juta dengan cicilan sehari Rp 15 ribu per hari selama tujuh tahun cicilan. Sedangkan yang ukuran 1,5 X 2 meter dicicl Rp.24 ribu per hari. "Itu sangat memberatkan," kata Ujang, pedagang barang keringan.
Asep, mengaku siap membangun pasar Rebo dengan dana dari kocek para pedagang sendiri. "Tidak usah oleh developer," kata Asep. Kecuali kalau developer memberikan harga ringan. Kalau keukeuh mahal, "Kami menolak rencana relokasi itu," kata Asep.
Saat ini, para pedagang masih bertahan di depan pintu gerbang yang dijaga ketat oleh pulhan personil kepolisian dan Satuan polisi Pamong Praja. Mereka menginginkan bertemu dengan Bupati Dedi.
NANANG SUTISNA