TEMPO.CO, Jakarta - Airlangga Hartarto memutuskan mundur dari kursi Ketua Umum Partai Golkar setelah menjabat selama hampir dua periode. Keputusan itu diambil Airlangga sejak Sabtu, 10 Agustus 2024. Melalui rekaman video, Airlangga menyatakan keputusannya untuk mundur diambil berdasarkan sejumlah pertimbangan, salah satunya menjaga keutuhan partai berlambang pohon beringin itu.
“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai ketua umum DPP Partai Golkar,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu dalam rekaman video yang diperoleh Tempo pada Ahad, 11 Agustus 2024.
Airlangga menjelaskan alasan dia mundur karena ingin menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Lantas, apa tanggapan tokoh atas pengunduran diri Airlangga Hartarto?
1. Diistilahkan Sebagai Kudeta
Politikus dan budayawan Soegeng Rahardjo Djarot alias Eros Djarot menilai pengunduran diri Airlangga sebagai kudeta Golkar. Menurut dia, patut diwaspadai adanya upaya seseorang yang ingin menjadi Ketum Partai Golkar, tetapi tidak mengikuti ketentuan anggaran dasar dan rumah tangga (AD/ART) partai sehingga berupaya menggunakan cara-cara lain.
"Saya rasa kalau ada istilah kudeta Golkar ya, kalau ada istilah begitu rasanya enggak salah juga ya," kata Eros ditemui usai acara peluncuran buku biografi anggota DPR RI periode 1987—1997 Palar Batubara berjudul 75 Tahun Bang Palar Batubara, Jiwa Sang Patriot di Jakarta Selatan, Minggu, 11 Agustus 2024, dikutip dari Antara.
2. Hak Pribadi yang Bersangkutan
Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana mengatakan pengunduran diri Airlangga adalah pilihan atau hak pribadi yang bersangkutan. Ari menegaskan bahwa Airlangga saat ini masih menjalankan tugasnya membantu Presiden Jokowi sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
"Pengunduran diri Bapak Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar adalah pilihan/hak pribadi beliau yang selanjutnya sepenuhnya menjadi urusan internal Partai Golkar. Jadi tidak ada kaitannya sama sekali dengan Presiden," kata Ari dalam keterangan diterima di Jakarta, Senin, 12 Agustus 2024, dikutip dari Antara.
3. Bukan Tekanan Internal Partai
Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono menegaskan bahwa Airlangga Hartarto mengundurkan diri bukan tekanan dari internal partai. Agung menyebut keputusan Airlangga itu, murni keputusan dia pribadi. Agung juga menyebut keputusan Airlangga mundur tidak dibahas atau didiskusikan terlebih dahulu di internal partai, termasuk ke kalangan politikus senior Golkar
"Tidak ada tekanan, partai tidak menekan dia. Jadi, dari keinginan dia sendiri," kata Agung Laksono saat dihubungi di Jakarta, Minggu, 11 Agustus 2024, dikutip dari Antara.
4. Kabar Mengejutkan
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa pengunduran diri Airlangga termasuk kabar yang mengejutkan. "Hal tersebut sangat mengejutkan karena ini dalam rangka pilkada serentak, dan muncul kejadian politik yang dalam kategori kami suatu hal yang luar biasa yang menyentuh aspek kedaulatan partai," kata Hasto di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu, 11 Agustus 2024, dikutip dari Antara.
Menurut dia, Airlangga merupakan sosok komunikator maupun rekan yang membangun kerja sama politik yang baik. "Di dalam pilkada, kami banyak bekerja sama dengan Partai Golkar, selain dengan partai yang lain seperti Gerindra, PKB, PPP, Perindo, Hanura, dan juga Partai Amanat Nasional," ujarnya.
5. Merubah Peta Politik
Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa peta politik Pilkada 2024 bisa berubah usai Airlangga Hartarto mundur. Namun, ia tidak menyebut di mana saja peta politik Pilkada 2024 akan berubah.
"Ada indikasi seperti itu, tetapi kalau di tingkat kabupaten/kota itu relatif konfigurasinya menunjukkan representasi dari peta politik yang ada di daerah, tetapi kalau terkait dengan pilkada tingkat provinsi, memang ada berbagai skenario-skenario karena ada kepentingan kekuasaan itu," kata Hasto di kawasan Senayan, Jakarta, Ahad, 11 Agustus 2024.
6. Benturan di Internal Golkar
Pengamat politik dari Institute for Democracy and Strategic Affairs, Ahmad Khoirul Umam menilai langkah mundur Airlangga tidak lepas dari kuatnya benturan antara kekuatan di internal Golkar. Ia menyebut ada kelompok di internal Golkar yang mencoba mempertahankan kedaulatan politik partai dari intervensi eksternal. Di sisi lain, ada pula kelompok yang mencoba bersimbiosis dengan kekuatan eksternal yang dekat dengan kekuasaan.
"Faksi-faksi kekuatan di internal Golkar memiliki agenda kepentingan ekonomi-politik yang beragam," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu, 11 Agustus 2024.
7. Bukan Karena Korupsi
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menepis alasan mundurnya Airlangga Hartarto karena terjerat kasus korupsi. "Enggak lah. Pak Airlangga tentu mempunyai pertimbangan cukup matang sampai mengambil keputusan yang sepenting itu," ucap Doli di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat pada Ahad, 11 Agustus 2024.
Doli mengklaim Airlangga mundur karena memiliki masalah pribadi. Bahkan keputusan itu sudah dibicarakan dengan keluarga. Oleh karena itu, pengunduran diri itu, kata Doli, demi kebaikan diri Airlangga, keluarga, partai, bahkan bangsa, dan negara.
8. Timbulkan Tanda Tanya
Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan bahwa pengunduran diri Airlangga Hartarto menimbulkan tanda tanya. Menurut dia, pengunduran diri tersebut berbanding terbalik dengan kepemimpinan Airlangga di Partai Golkar yang membuat perolehan kursi pada Pemilu 2024 meningkat.
"Saya kira semua orang kaget dengan pengunduran Airlangga yang terkesan tiba-tiba dan mendadak karena selama ini memang isu terkait munaslub Golkar itu tak pernah sukses ya," kata Adi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu, 11 Agustus 2024, dikutip dari Antara.
KHUMAR MAHENDRA | ANDRY TRIYANTO TJITRA | AISYAH AMIRA WAKANG | NOVALI PANJI NUGROHO | ANTARA
Pilihan Editor: Jusuf Hamka Sebut Airlangga Hartarto Terluka dan Sedih, Kenapa?