TEMPO.CO, Jakarta - Pebisnis dan politikus Jusuf Hamka alias Babah Alun menyatakan mundur dari kepengurusan Partai Golkar dan kontestasi pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024. Pernyataan itu dia sampaikan usai Airlangga Hartarto menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada Ahad pagi.
“Saya mundur dari semuanya,” kata Jusuf Hamka kepada Tempo melalui sambungan telepon, Ahad malam, 11 Agustus 2024.
Hamka menyatakan dirinya tak masalah jika harus kehilangan tiket Pilkada Jakarta. Pengunduran diri itu, kata dia, bentuk solidaritas atas mundurnya Airlangga. Menurut dia, persahabatannya dengan Airlangga Hartarto lebih penting dari jabatan. Dia menyebut, saat sahabatnya itu terluka dan bersedih, dirinya juga merasakan hal sama.
“When my bestfriend is hurt, I hurt. When my bestfriend is sad, I would be sad (Ketika sahabat saya terluka, saya juga terluka. Ketika sahabat saya bersedih, saya juga akan merasakannya),” ujarnya.
Di sisi lain, Jusuf Hamka juga tak mengetahui apa yang menyebabkan Airlangga harus mundur dari kursi ketua umum. “Saya enggak tahu apa masalah yang membuatnya mundur. Mungkin ada kekuatan besar yang meminta dia mengundurkan diri,” katanya.
Mengapa Jusuf Hamka sebut Airlangga terluka dan bersedih?
Airlangga terpilih menjadi Ketum Golkar pada 2017 untuk periode hingga 2019 menggantikan Setya Novanto yang terjerat kasus korupsi e-KTP. Dia kemudian terpilih kembali dalam untuk masa tugas 2019-2014. Sesuai dengan jadwal, proses pergantian ketua umum partai beringin harusnya dilakukan pada Desember 2024 mendatang.
Namun, kurang dari empat bulan masa tugasnya rampung, Airlangga justru memutuskan mundur per 10 Agustus kemarin. Padahal, pada Juni lalu, sosok yang saat ini menjabat Menteri Koordinator Perekonomian itu hakulyakin akan terpilih kembali secara aklamasi. Pihaknya mengatakan dukungan terhadap dirinya untuk kembali memimpin partai berlambang pohon beringin itu merata.
“Alhamdulillah dukungan sudah merata dan sudah paripurna,” ucap Airlangga di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Ahad, 23 Juni 2024.
Kedudukan Airlangga selaku Ketum Golkar sebenernya memang sudah dirong-rong sejak pertengahan tahun lalu. Saat itu, posisinya hendak didongkel lantaran dianggap gagal membawa mandat partai untuk diusung pada Pilpres 2024. Airlangga diamanahi untuk menjadi calon presiden dari Golkar. Namun, ia dianggap tak bisa menyodorkan dirinya untuk berlaga di Pilpres 2024.
Kursi ketum yang diduduki Airlangga Hartarto kian santer digoyang setelah namanya terseret korupsi minyak goreng yang sedang ditangani Kejaksaan Agung. Nasib Airlangga berada di ujung tanduk setelah dipanggil penyidik pada Senin, 24 Juli 2023. Sejak saat itu, sejumlah kader Partai Golkar menyuarakan musyawarah nasional luar biasa atau munaslub untuk melengserkannya dengan berbagai alasan.
Desakan mundur itu salah satunya datang dari tiga ormas pendiri Partai Golkar, yakni Kosgoro 1957, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), dan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI). Permintaan mundur itu diwakilkan kepada Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) SOKSI Lawrence T.P. Siburian dalam konferensi pers di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu, 12 Juli 2023.
“Pak Airlangga tidak apa-apa di kementerian. Memimpin sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, tetapi Partai Golkar diserahkan kepada yang lebih mampu untuk menjaga dan mempertahankan paling tidak meningkatkan suara dari 14 persen naik,” ujar Lawrence, dikutip dari Antara.
Menurut dia, Airlangga sebagai Ketua Umum DPP Golkar tidak jelas akan membawa partai berlambang pohon beringin tersebut ke arah mana. Padahal, waktu pendaftaran bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden kala itu menyisakan waktu tiga bulan lagi. Sedangkan elektabilitas Airlangga hanya mencapai 1 persen dan perolehan suara Golkar sebesar 14 persen.
Majalah Tempo edisi Ahad, 30 Juli 2023 melaporkan, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia juga menjadi tokoh Golkar yang gencar berusaha menggeser kedudukan Airlangga kala itu. Belakangan, ia mendadak memberi perhatian pada suksesi partai berlogo pohon beringin. Dalam satu pekan, Bahlil dua kali melontarkan keinginannya menggantikan Airlangga.
Bahlil terang-terangan menyampaikan hasratnya itu setelah dipanggil Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Istana Negara pada Selasa, 27 Juli 2023. Menteri sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) itu menyampaikan setiap kader Golkar yang mengabdi kepada partai akan terpanggil menjadi calon ketua umum.
“Tapi lewat mekanisme partai yang sah,” ujar pria 46 tahun itu kepada wartawan.
Sebelum mengutarakan niatnya memimpin Golkar kepada Jokowi, Bahlil secara terbuka mengkritik kepemimpinan Airlangga di depan sejumlah pemimpin media massa pada Sabtu, 22 Juli 2023. Ia mencontohkan turunnya jumlah kursi Golkar di DPR pada pemilu 2019. Kala itu Golkar hanya mendapatkan 85 kursi atau turun dari 91 kursi dibanding pemilu sebelumnya.
Indikasi berkurangnya pengaruh Golkar, menurut Bahlil, terlihat dari simulasi perolehan kursi partai secara internal. Dokumen simulasi menunjukkan Golkar berpotensi kehilangan 18 kursi pada Pemilu 2024. Artinya, jika hasil simulasi itu benar-benar terjadi pada Pemilu 2024, Golkar hanya akan mendapat 67 kursi di DPR.
Bahlil juga memperkirakan elektabilitas Golkar pun merosot dalam Pemilu 2024. Sigi Lembaga Survei Indonesia pada Juli 2023 mencatat elektabilitas Golkar hanya 6 persen. Angka ini berada jauh dari perolehan suara Golkar pada Pemilu 2019 yang mencapai 12,31 persen. “Ini yang membuat kami khawatir,” kata anggota Dewan Pakar Golkar, Ridwan Hisjam, pada Rabu, 26 Juli 2023.
Selanjutnya: Bahlil Dapat Restu Jokowi Gantikan Airlangga?