INFO NASIONAL - Perusahaan pertambangan dan pemurnian nikel nasional Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) milik anak bangsa, PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria), kembali menunjukkan konsistensinya dalam membangun ekonomi negara melalui sektor pajak. Sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Objek Vital Nasional (Obvitnas), kontribusi Ceria pada penerimaan negara diapresiasi oleh pemerintah dengan meraih penghargaan sebagai Wajib Pajak Kontributor Terbesar tahun 2023. Sebelumnya, penghargaan serupa juga pernah diraih oleh Ceria pada tahun 2022 dan 2021.
"Alhamdulillah, kami menerima Piagam Penghargaan Wajib Pajak Kategori Kontributor Terbesar di Kanwil DJP Sulsel, Barat & Tenggara," kata CEO Ceria Group, Derian Sakmiwata, Kamis, 8 Agustus 2024.
Baca juga:
Selain konsisten menjadi wajib pajak yang patuh, Derian juga optimistis nominal pajak Ceria akan terus bertambah seiring beroperasinya Smelter Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) Line 1 atau lebih dikenal dengan Smelter ‘Merah Putih’ Ceria.
Derian mengatakan, proyek Smelter Rectangular RKEF Line 1, merupakan langkah awal perusahaan untuk menjadi global player dalam memproduksi Green Nickel Product dan baterai kendaraan listrik yang berbasis pada keberlanjutan.
“Ceria memiliki target membangun 4 jalur RKEF yang akan dibangun secara bertahap, Nickel Matte Converter untuk memproduksi Nickel Matte dengan kadar nikel di 73,69 persen dan juga akan membangun pabrik pemurnian nikel kadar rendah Limonite dengan teknologi HPAL (High Pressure Acid Leaching),” tambahnya.
Baca juga:
Derian menegaskan bahwa seluruh aktivitas Ceria Group berpedoman pada kerangka Environmental, Social, and Governance (ESG). Perusahaan juga berkomitmen pada aspek kemasyarakatan melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) serta kaidah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
"Tahun 2025, InsyaAllah kami targetkan kontribusi pajak Ceria akan masuk Kategori Big Ten," tambahnya.
Sebelumnya, Kantor Wilayah DJP Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara (Kanwil DJP Sulselbartra), bersama dengan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di Makassar, sukses menyelenggarakan acara Tax Gathering. Acara berlangsung di Ballroom Phinisi 1, Hotel Claro Makassar, dengan tema "Bersama Pajak, Berlayar Membangun Negeri," pada 25 Juli 2024 lalu.
Turut hadir dalam acara tersebut sebanyak 100 wajib pajak terkemuka dari KPP Madya Makassar, KPP Pratama Makassar Barat, KPP Pratama Makassar Utara, dan KPP Pratama Makassar Selatan, yang salah satunya PT Ceria Nugraha Indotama.
Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Kanwil DJP Sulsel, Barat & Tenggara, Sunarko, yang juga menjabat sebagai ketua panitia menekankan pentingnya peran wajib pajak sebagai kontributor utama dalam pembangunan bangsa melalui pajak. "Pembayaran pajak yang Bapak/Ibu lakukan adalah fondasi untuk membangun bangsa dan APBN kita," ujarnya.
Kepala Kanwil DJP Sulselbartra, Heri Kuswanto, dalam sambutannya memaparkan strategi penguatan sinergi antara wajib pajak dengan fiskus. Heri menjelaskan bahwa perlakuan fiskus terhadap wajib pajak akan disesuaikan dengan tingkat kepatuhan mereka.
"Wajib pajak yang patuh akan diberikan edukasi perpajakan, sementara yang kurang patuh akan diawasi, dan yang memiliki indikasi ketidakpatuhan akan dikenakan tindakan penagihan dan pemeriksaan. Tindakan hukum akan diterapkan pada wajib pajak yang terindikasi melakukan pelanggaran perpajakan," katanya.
Heri Kuswanto juga memaparkan kinerja penerimaan pajak Kanwil DJP Sulselbartra hingga 18 Juli 2024 telah mencapai Rp 9,47 triliun atau 47,82 persen dari target sebesar Rp 19,81 triliun. "Dengan capaian ini, kami optimistis untuk mencapai target 100 persen penerimaan pajak tahun 2024 meskipun masih ada kekurangan sebesar Rp 10,34 triliun," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan realisasi penerimaan pajak hingga Mei 2024 mencapai Rp 760,38 triliun, atau setara 38,23 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.
Kinerja penerimaan pajak pada Mei 2024 terbilang mengalami perlambatan bila dibandingkan dengan kinerja pada April. Capaian kumulatif pada April tercatat mencapai 31,38 persen, naik signifikan dari 19,81 persen pada Maret. Sementara capaian kumulatif dari April ke Mei hanya naik sekitar 7 persen.