TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), menangani kasus siswa diduga keracunan makanan di salah satu Sekolah Dasar (SD).
Dilansir dari Antara, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Adrianus Amri di Palembang mengatakan bahwa empat siswa SD di Kota Palembang diduga mengalami keracunan dan saat ini sedang dilakukan perawatan di rumah sakit, pada Selasa, 30 Juli 2024.
“Ya, benar ada empat siswa SD Negeri 39 Palembang yang sedang dirawat di rumah sakit karena diduga keracunan jajanan sekolah di kantin," katanya, dikutip dari Antara.
Ia menambahkan Disdik juga akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk meneliti apa kandungan jajanan sekolah berupa minuman itu sehingga menyebabkan murid SD keracunan yang berujung pada kejang-kejang dan sesak napas hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Pihaknya juga mengecek ke SDN 39 Palembang untuk melihat kemasan botol minuman yang disebut permen semprot yang diduga menjadi penyebab keracunan.
Amri mengimbau untuk seluruh siswa SD dan para orang tua untuk berhati-hati dalam membeli makanan, jangan sampai kejadian ini terjadi lagi. "Selain pedagang kantin, kami juga imbau Siswa dan orang tua siswa untuk berhati-hati dalam membeli jajanan yang ada perhatikan kesehatan anak," ucapnya, dikutip dari Antara.
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah distributor guna memastikan tidak ada jajanan anak-anak yang mengandung bahan-bahan berbahaya, seperti permen semprot ini.
Sidak tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti peristiwa di mana sejumlah murid SD di Kota Palembang, Sumatera Selatan mengalami keracunan karena mengonsumsi minuman semprot.
Plt. Kepala Dinkes Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani di Bengkulu, Rabu, menyebutkan bahwa sidak tersebut juga dilakukan untuk memastikan produk-produk makan dan minuman yang dipasarkan di Kota Bengkulu aman bagi anak-anak sekolah. "Kita pada hari ini bersama Badan POM turun di beberapa tempat," ujar dia, dikutip dari Antara.
Ia terus mengimbau seluruh masyarakat khususnya para orang tua agar mengawasi anak-anak untuk tidak mengonsumsi makanan sembarangan serta selalu memperhatikan apakah makanan tersebut terdaftar di BPOM atau tidak.
"Belilah makanan di tempat-tempat yang sudah terjaga kualitasnya dan tidak membeli makanan dan minuman yang tidak layak. Sebelum dikonsumsi lihatlah terlebih dahulu bentuk fisik dan tanggal kadaluarsanya," katanya, dikutip dari Antara.
Dalam sidak tersebut pihaknya menemukan sejumlah makanan seperti permen dari distributor makanan semprot yang menyebabkan sejumlah siswa SD di Palembang mengalami keracunan.
BPOM Bengkulu mengambil sejumlah sampel permen untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium guna memastikan apakah mengandung bahan berbahaya atau tidak.
Kepala BPOM Bengkulu Yogi Abasso Mataram memastikan bahwa makanan dan minuman yang beredar di Kota Bengkulu telah memiliki nomor edar dan tidak ada yang kedaluwarsa.
"Sebenarnya dari berita viral yang beredar di media sosial kami tidak tahu bentuknya seperti apa, nomor edarnya berapa, kami hanya lihat labelnya saja, makanya saat ini kami sedang telusuri. Untuk barang yang kami ambil sampel tadi jika terbukti berbahaya maka kami akan ditindaklanjuti sesuai dengan SOP yang ada," jelasnya, dikutip dari Antara.
Sementara itu, dari beberapa tangkapan layar yang beredar di media sosial terkait permen semprot yang diduga menjadi penyebab keracunan siswa SD Negeri 39 Palembang, diketahui bermerk QeQe keluaran PT Aneka Anugrah Abadi Jakarta Barat yang diproduksi di Kabupaten Tangerang, Banten.
MICHELLE GABRIELA | ANTARA
Pilihan Editor: Permen Diduga Mengandung Narkoba Menyebar di Bangkalan