INFO NASIONAL - Ketua DPR RI Puan Maharani resmi membuka sidang kedua Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP), di Fairmont Hotel, Jakarta, Kamis, 25 Juli 2024.
IPPP yang diinisiasi oleh DPR RI ini mempertemukan antara parlemen Indonesia dengan parlemen negara-negara Pasifik. Setelah IPPP pertama pada 2018, Puan mengaku kemitraan antara parlemen Indonesia dan negara-negara Pasifik semakin menguat.
“Pada hari ini, kuatnya semangat persaudaraan kita ditunjukkan dengan tingkat kehadiran para pimpinan parlemen pada pertemuan ini,” kata Puan.
Cucu Presiden Sukarno ini mengatakan, Indonesia dengan negara-negara Pasifik memiliki kesamaan sebagai negara kepulauan yang dikelilingi perairan dan lautan.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia dan negara-negara Pasifik dinilai menghadapi tantangan yang sama. Antara lain ancaman perubahan iklim, terjadinya bencana, dan tantangan dalam pengelolaan laut serta perairan.
Kesamaan tersebut, kata Puan, dapat menjadi modal untuk pengembangan hubungan lebih baik di masa mendatang dengan fokus bekerja sama pada isu-isu yang menjadi kepentingan bersama.
“Dalam hal ini, pondasi dari kokohnya hubungan Indonesia dan negara-negara Pasifik adalah hubungan yang berdasar prinsip kesetaraan, saling menghargai kedaulatan dan kesatuan teritori, serta hidup berdampingan secara damai,” kata dia.
Puan pun menekankan mengenai tantangan yang dihadapi kawasan Pasifik seperti ketegangan geopolitik, ancaman konflik, polarisasi, lambatnya pertumbuhan ekonomi global, dan dampak pemanasan global.
“Hal ini dapat dilakukan jika parlemen ikut mempromosikan kebiasaan berdialog melalui diplomasi parlemen, dan bukannya melakukan kebijakan unilateral,” katanya.
Tidak hanya mempromosikan dialog, Puan mendorong pemberdayaan perempuan guna pembangunan inklusif di negara Pasifik. “Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan partisipasi perempuan di dunia politik, dan untuk memegang jabatan publik,” kata Puan.
Adapun sidang ke-2 IPPP yang bertajuk “Partnership for Prosperity: Fostering Regional Connectivity and Inclusive Development", diharapkan dapat mewakili semangat Pasifik agar menjadi kawasan yang damai dan stabil.
Baginya, tanpa adanya pembangunan yang inklusif serta pengembangan konektivitas, tidak akan tercipta perdamaian di dunia. Mewakili Parlemen Indonesia, Puan ingin membangun budaya damai sekaligus menolak kekerasan untuk menyelesaikan masalah.
“Marilah kita bekerja sama untuk memajukan hubungan negara-negara Pasifik dengan Indonesia. Dan marilah kita menciptakan kawasan Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera,” kata dia. (*)