TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai elektabilitas Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi yang diusung Partai Gerindra pada pemilihan gubernur Jawa Tengah atau Pilgub Jateng 2024 perlu diuji signifikansinya dalam menggempur "kandang banteng”.
Adi mengingatkan Jateng menjadi salah satu lumbung suara partai berlambang kepala banteng moncong putih, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP.
"Apa pun di Jawa Tengah itu adalah selalu disebut dengan kandangnya banteng, jadi nanti tinggal diuji apakah elektabilitasnya Luthfi signifikan itu bisa menggempur dan merebut 'kandang banteng' ataupun tidak," kata Adi ketika saat dihubungi di Jakarta, Selasa, 23 Juli 2024.
Menurut dia, elektabilitas Luthfi perlu dilihat dalam beberapa bulan ke depan untuk membandingkannya dengan para kandidat yang akan dijagokan oleh partai politik lain.
"Tinggal kita lihat selama beberapa bulan ke depan ini apakah elektabilitasnya akan terus naik atau justru sebaliknya karena calon-calon penantang belum kelihatan melakukan kampanye-kampanye politik, terutama penantang dari PDI Perjuangan," ujarnya.
Adi lantas mengingatkan adanya kecenderungan pemilih militan PDIP di Jateng.
"Jadi siapa pun yang diusung oleh PDI Perjuangan nantinya sangat potensial mesin mereka terus mendidih, tinggal diuji siapa yang kuat, tentu kerja-kerja politik yang nyata dan terukur lah yang akan membuktikan segala-galanya," tuturnya.
Untuk itu, dia menilai kondisi Pilgub Jateng 2024 bisa saja mirip seperti Pilgub Jateng 2013, yang kala itu PDIP bukan menjadi partai penguasa dan partai pemenang pemilu. Namun, kata dia, Ganjar Pranowo yang saat itu diusung PDIP dengan elektabilitas yang awalnya terbilang rendah berhasil mengalahkan petahana Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.
"PDI Perjuangan, kalau bicara tentang pilkada, punya success story 2013. Saat itu jagoannya tidak kuat, namanya Ganjar Pranowo, saat itu PDI Perjuangan bukan penguasa. Akan tetapi, mampu memenangkan pilkada," ucapnya.