INFO NASIONAL – Dinding bersaput putih itu penuh dengan tempelan piagam penghargaan. Di sisi dinding lainnya tergantung sejumlah seragam militer yang tersemat belasan bintang tanda jasa di bagian dada.
Ruangan itu bagaikan museum pribadi Brigadir Jenderal TNI (Purn) Kemal Hendrayadi. “Pakaian-pakaian ini saya jadikan monumen untuk selalu mengingatkan,” ujarnya. Perjalanan kariernya sebagai militer selama 30 tahun lebih, memang menghasilkan banyak kisah yang patut dikenang karena berbagai penghargaan berhasil diraihnya.
Setelah lulus SMAN 1 Bekasi pada 1983, anak pensiunan polisi ini memilih Akademi Militer Angkatan Darat sebagai titian hidupnya. Setelah lulus pada 1988, ia ditugaskan sebagai Komandan Peleton (Danton) Yonif 507 (Yonif Raider 500).
“Saya kemudian ditugaskan ke daerah konflik, juga lanjut belajar ke Australia,” ucapnya. Tak tanggung-tanggung, daerah konflik yang pernah ia rasakan yakni Timor-Timur, Papua, Aceh, hingga Moro di Filipina dan negara timur tengah, Lebanon.
Sedangkan pengalaman belajar kemiliteran yang membuatnya terkesan ketika menjadi peserta didik Combat Instructor Course di Australia pada 1994. Saat itu, TNI AD memilih perwakilan perwira muda dari berbagai kesatuan dan Kemal terpilih ikut berangkat.
“Di sana kita berlatih bersama tentara Australia. Ada juga (peserta) dari Fiji, Thailand, Filipina, dan Papua Nugini. Istimewanya, saya dapat piagam Student of Merit. Waktu itu pangkat saya masih letnan satu,” tuturnya dengan bangga.
Penghargaan untuk Kemal terus bertambah seiring perjalanan kariernya. Terlebih, ia kerap dikirim ke daerah konflik di dalam maupun luar negeri. Berkat pengabdian itu, ia mendapat beragam apresiasi, antara lain The Philiphine Legion of Honor, The Philipine Presidensial unit Citation badge, OIC Medal, LAF Medal Libanon, dan United Nation Medal.
“Ini, saya dapat The Philipine Legend of Honor,” ujarnya sambil mengusap bintang penghargaan itu di salah seragam yang dipajangnya. “Tidak semua orang bisa dapat kesempatan ini,” kata dia.
Berkat semua penugasan di luar negeri itu, Kemal akhirnya dikukuhkan sebagai Veteran Perdamaian Republik Indonesia. Namanya tercatat dalam Misi Perdamaian dunia kontingen Garuda XXIII H- Lebanon dengan Jabatan Deputy Commender of Sector East UNIFIL Lebanon 2013.
Kendati demikian, ayah dari empat anak ini tidak menjadikan penghargaan sebagai tujuan utama hidupnya. Sebagai anggota TNI AD yang memegang teguh semboyan Tri Darma Eka Karma, ia menjadikan setiap tugas sebagai caranya mengabdi untuk bangsa dan negara.
“Tekad saya adalah pengabdian yang terbaik,” ucap putra Bekasi yang pertama mendapatkan pangkat perwira tinggi, itu. (*)