TEMPO.CO, Jakarta - Komite Keselamatan Jurnalis atau KKJ meminta agar prajurit TNI yang diduga terlibat kasus kematian wartawan Tribrata TV Rico Sempurna Pasaribu serta tiga anggota keluarganya turut diperiksa. Sebab, dari penetapan tiga tersangka oleh kepolisian masih belum terungkap motif pembunuhan tersebut.
"Secara umum kami ingin semua yang diduga terlibat, diperiksa," kata Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen atau AJI, Bayu Wardhana ditemui di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Rabu, 17 Juli 2024.
Terlebih lagi, ujarnya, pihaknya telah mengantongi bukti dugaan keterlibatan prajurit TNI berinisial HB itu. Salah satu buktinya ialah telepon prajurit TNI berinisial HB kepada Pemimpin Redaksi Tribrata TV, yang meminta agar artikel Rico soal aktivitas judi di Karo, Sumatera Utara diturunkan.
"Ada indikasi kuat ya (keterlibatan prajurit TNI)," ujarnya.
Adapun KKJ bersama anak korban, Eva Meliani Pasaribu telah membuat laporan ke Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat atau Puspom TNI AD pada Jumat, 12 Juli 2024. Laporan itu berkenaan dengan dugaan keterlibatan prajurit TNI berinisial HB di kasus kematian Rico dan tiga anggota keluarganya.
Bayu menyatakan, bahwa belum ada kabar lanjutan dari pihak Puspom TNI AD. Begitu pula dengan hasil pemeriksaan prajurit TNI di Pomdam dan Kodam Jaya. "Belum ada update," ucapnya.
Direktur LBH Medan, Irvan Sahputra mengatakan telah menyertakan sejumlah bukti yang menguatkan dugaan keterlibatan anggota TNI berinisial HB itu. "Bukti pertama adalah pemberitaan yang diberitakan oleh almarhum Sempurna Pasaribu," katanya ditemui di Markas Puspomad, Jakarta pada Jumat, 12 Juli 2024.
Sebelum kejadian, Rico pernah menulis berita soal aktivitas judi di lingkungan Karo yang melibatkan prajurit TNI. Artikel yang ditulis Rico itu berjudul "Lokasi Perjudian di Jalan Kapten Bom Ginting Ternyata Milik Oknum TNI Berpangkat Koptu Anggota Batalyon 125 Sim'bisa". Artikel itu diunggah ke laman Tribrata TV pada 22 Juni 2024.
Bukti lain, kata Irvan, ialah adanya bukti percakapan yang menyebutkan bahwa Rico sempat meminta perlindungan ke Satreskrim Polres Tanah Karo. Tim kuasa hukum juga menyertakan bukti digital lainnya kepada Puspom AD dalam laporan hari ini.
"Ada percakapan adanya telepon beberapa kali dari terduga yang kami laporkan kepada pemimpin redaksi (Tribrata TV)," katanya. Dalam percakapan itu, ujar Irvan, terdapat permintaan agar konten pemberitaan Rico dihapus.
Ia menuturkan Eva atau anak korban juga sudah dimintai keterangan awal oleh Puspom AD. Keterangan Eva digunakan untuk berita acara pemeriksaan atau BAP awal.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan bahwa terduga prajurit militer yang terlibat di kasus kematian Rico sudah diperiksa. Pemeriksaan itu, ujarnya, dilakukan sejak awal munculnya indikasi keterlibatan prajurit TNI berinisial HB itu.
Ia menyatakan, Pomdam 1 Bukit Barisan telah berkoordinasi dengan Puspom TNI AD. Koordinasi itu berkenaan dengan pemeriksaan lebih lanjut prajurit TNI inisial HB yang diduga terlibat di kasus kematian Rico.
"Tunggu saja hasil penyelidikan Puspom AD," ujarnya saat dihubungi, Rabu, 17 Juli 2024.
Meski begitu, Kristomei menyebut pihaknya tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah selama proses pemeriksaan. TNI juga masih menunggu perkembangan penyidikan dari kepolisian.
Kronologi Kejadian