TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Desa Blulukan Slamet Wiyono mengatakan, tanah untuk pembangunan rumah hadiah negara untuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Jalan Adi Sucipto, Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Jawa Tengah dibeli oleh negara dari dua pemilik yang berbeda.
Slamet menuturkan, lahan dengan luas sekitar 9 ribu meter persegi dibeli dari bos PO bus Rosalia Indah, Yustinus Soeroso. Sedangkan sisanya, 3 ribu meter persegi dibeli dari seorang warga bernama Joko Wiyono.
Namun, Slamet mengaku tidak mengetahui sosok bernama Joko Wiyono itu maupun alamat domisilinya karena bukan merupakan warga di Desa Blulukan.
"Iya pemilik terakhir (lahan untuk rumah pensiun Jokowi) bukan warga Blulukan. Dua-dua nya bukan warga Blulukan, warga luar. Untuk Joko Wiyono, belum pernah ketemu enggak tahu orang mana, profesinya apa," ujar Slamet, Selasa, 2 Juli 2024, seperti dikutip dari Tempo.
Lantas, bagaimana Yustinus Soeroso? Berikut profilnya.
Profil Yustinus Soeroso
Dikutip dari laman resmi perusahaan, Yustinus Soeroso mulanya seorang kondektur bus yang harus berangkat kerja sejak pukul 3 pagi dan pulang pada pukul 8 malam. Saat itu mulai terbesit keinginan untuk membuka usaha transportasinya sendiri. Ia pun memutuskan untuk memulai dengan menjadi agen bus bernama Timbul Jaya.
Awalnya, Yustinus mengelola satu bus saja. Seiring berjalannya waktu, ia dipercaya untuk memegang kendali atas 36 bus. Ia bekerja sebagai agen bus selama 11 tahun dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Unit Solo dan Jawa Timur.
Setelah itu, hasratnya untuk memiliki usaha transportasi kembali muncul. Dia ingin memberikan layanan penghubung bagi penumpang dari Sumatra yang baru tiba di Jawa.
Pada 1983, dia memulai bisnis perjalanan dengan bermodal satu armada bus berjenis Colt Diesel AD 9866 bersama Yustina Rahyuni, istrinya. Bus itu kini dikenal dengan nama ‘Bibit Kawit’ yang membawa penumpang dari Solo menuju Blitar, Jawa Timur.
Seiring waktu, usaha Yustinus dan istrinya makin maju. Mereka lantas mengembangkan rute perjalanannya untuk Yogyakarta-Surabaya dan Yogyakarta-Blitar atau Malang. Pada 1991, Yustinus membeli lima armada bus non AC untuk Rosalia Indah.
Di tahun yang sama, Rosalia Indah mendapat izin sebagai Biro Perjalanan Umum (BPU). Hal ini membuat Rosalia Indah sebagai perusahaan perseorangan dengan nomor izin 05/D.2/BPU/III/1991. Pada 15 April 2015, Rosalia Indah akhirnya berubah nama menjadi PT Rosalia Indah Transport dan telah berbadan hukum.
Dikutip dari situs Kantor Advokat Indonesia, Rosalia Indah menjadi salah satu Perusahaan Otobus terkaya di Indonesia. Rosalia Indah memiliki karyawan lebih dari 1.000 orang dan 140 kantor perwakilan serta agen di Jawa-Sumatera. Per 2021, Rosalia Indah juga menghadirkan armada double decker dengan jumlah sebanyak 21 unit.
SEPTHIA RYANTHIE | KAKAK INDRA PURNAMA
Pilihan Editor: Selain dari Bos Rosalia Indah, Lahan untuk Rumah Pensiun Jokowi Dibeli dari Warga ini