TEMPO.CO, Jakarta - Seorang sumber Tempo yang pernah bertemu dengan pimpinan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB - OPM Egianus Kogoya membeberkan, kelompok itu berencana membebaskan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens tanpa tuntutan politik. Namun pembebasan itu belum diketahui waktunya.
TPNPB disebut mengirim surat kepada pemerintah Selandia Baru untuk menyampaikan permintaan. Sumber tersebut tidak menjelaskan secara detail kapan surat tersebut dikirim. Kendati demikian, dalam surat itu Egianus menyebut penyanderaan Philip yang telah berlangsung lebih dari setahun bukanlah target mereka, namun hanya kurang beruntung saja.
Kepada narasumber itu, Egianus bercerita bahwa kelompok yang dipimpinnya menganggap Philip sebagai saudara.
Egianus mengibaratkan mereka mencuri anak perempuan dari Selandia Baru dan akan dikembalikan lagi namun harus menjalin hubungan layaknya orang pacaran. Artinya, mereka ingin menyerahkan Philip langsung ke negara asalnya tanpa perantara. Pimpinan TPNPB itu menyatakan tidak akan membunuh Philip, mereka akan menjaga dan menyerahkan langsung ke Selandia Baru.
Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom juga menyinggung rencana pembebasan Philip, namun belum ada perintah. "Saya tidak bicara lagi dengan pilot itu. Ada yang mengurus itu. Kami kan sudah perintahkan bebaskan pilot. TPNPB sibuk dengan agenda sendiri," kata Sebby dihubungi Tempo melalui telepon pada Selasa, 18 Juni 2024.
Philip disandera sejak 7 Februari 2023 lalu, tepat satu tahun pada 7 Februari 2024 TNPB-OPM merilis pernyataan resminya mengenai tujuan mereka.
Kepala Staf Umum TPNPB Terianus Satto dalam keterangan resmi yang diterima Tempo, pada Rabu, 7 Februari 2024 menyatakan bakal membebaskan Philip dengan mengembalikan melalui yuridis Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB.
TPNPB juga melampirkan sejumlah foto terbaru Philip. Menurut Terianus, Philip sebenarnya bukan merupakan target utama mereka. Pilot itu dijadikan sebagai jaminan atas pelanggaran Pemerintah Indonesia yang mengizinkan penerbangan sipil memasuki wilayah OPM di Kabupaten Nduga.
Menurut Terianus, TPNPB-OPM mencurigai pilot asal Selandia Baru ini menjalankan tugas operasi perintis yang merupakan operasi intelijen Indonesia untuk memata-matai pergerakan TPNPB.
“Selama satu tahun pemerintah Indonesia dan Selandia Baru tidak mampu untuk membuka diri melakukan negosiasi damai dengan bangsa Papua dalam rangka pembebasan Pilot Philip,” ucap Terianus.
Dalam keterangan tertulisnya, TPNPB-OPM juga mengancam Presiden Joko Widodo dan pemerintah Indonesia di Papua yang tidak mampu menjawab tuntutan dari organisasi papua untuk membebaskan pilot Susi Air. “Pemerintah Selandia baru juga masih tidak mau menerima tawaran baik dari TPNPB,” kata Terianus.
Pilihan Editor: Menteri Yasonna Klaim Tak Tahu Harun Masiku Terpantau Imigrasi
ADVIST KHOIRUNIKMAH