Aksi tuntutan mundur
Pada Jumat lalu, 14 Juni 2024, dua kelompok yang menamai diri sebagai Front Kader Ka'bah Bersatu (FKKB) dan Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP, Jakarta Pusat.
Dua kelompok tersebut meminta agar Mardiono mundur dari jabatannya sebagai Plt Ketum PPP, setelah dinilai gagal mempertahankan kursi PPP di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), serta tak mau mengakui kegagalannya ini.
Wakil Ketua Pimpinan Pusat GPK Adrian Azhari Akbar Harahap menyinggung langkah PPP yang dalam pemilihan presiden atau Pilpres 2024 lalu memilih untuk berkoalisi mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md, sebagai calon presiden dan wakil presiden.
Padahal, kata dia, di kalangan akar rumput. Dukungan justru digelorakan kepada pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang diusung oleh Koalisi Perubahan.
"Beliau salah pilih koalisi dan gagal di pemilihan legislatif. Sehingga kami mendesak agar beliau mundur," ujar Adrian.
Adapun PPP berpotensi besar terhempas dari ‘Senayan’ setelah hasil rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan torehan suara partai Ka'bah di pemilihan legislatif tak memenuhi ambang batas 4 persen.
Rekapitulasi suara KPU dari 38 Provinsi dan 128 wilayah luar negeri, menyatakan torehan suara PPP adalah 3,87 persen atau 5.897.777 suara. Suara tersebut diperoleh dari total 84 daerah pemilihan.
ANDI ADAM FATURAHMAN | SAVERO ARISTIA WIENANTO
Pilihan Editor: Ada Upaya Menggoyang Kursinya, Plt Ketum PPP: Saya Hargai Hak Demokrasinya