TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta mengecam tindakan yang dilakukan oleh lima orang anak di sebuah restoran cepat saji. Salah satu anak diketahui sedang merekam empat orang temannya di sebuah restoran cepat saji. Video itu kemudian viral di media sosial, lantaran mereka dinilai tidak empati terhadap konflik di Palestina.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Budi Awaluddin mengatakan pihak sekolah sudah memanggil anak-anak tersebut untuk meminta maaf. “Kami mengecam perilaku tersebut dalam video dan sudah memanggil yang bersangkutan beserta keluarganya untuk minta maaf,” kata Budi saat dikonfirmasi, Selasa, 11 Juni 2024.
Budi menjelaskan berdasarkan keterangan dari mereka, kejadian itu di luar jam sekolah pada Ahad siang, 9 Juni 2024. Mereka mengaku pulang dari tempat ibadah dan makan siang di restoran cepat saji.
Dalam video yang disebarkan oleh akun X @dictionakra, sejumlah anak itu menunjukkan makanan yang mereka pegang dan yang ada di atas meja. Salah satu anak menunjukkan tulang bekas makanannya dan teman lainnya menyaut bahwa temannya sedang makan tulang anak Palestina.
Obrolan makin berlanjut ketika salah satu anak menunjukkan saus di atas daging ayam dan menyebutnya sebagai darah anak Palestina. Pernyataan disambut tawa oleh teman-temannya. Mereka pun terus bercanda kalau daging dan saus yang mereka makan adalah tubuh manusia.
Melansir dari akun Instagram SMPN 216 Jakarta, anak yang ikut nongkrong dan merekam kejadian tersebut memang merupakan peserta didik dari SMPN 216 di bangku kelas 9. Anak ini kemudian mengunggah video tersebut ke akun instastory-nya. Namun, pihak sekolah mengklaim empat anak lain yang terekam bukanlah peserta didik mereka. Sekolah menegaskan pihaknya selalu memberi pelajaran dan menjunjung sikap toleransi.
“Setelah mendalami perihal video yang sudah beredar kami dari pihak sekolah sangat menyayangkan dan mengecam perilaku dalam video tersebut,” tulis akun Instagram @smpn_216 pada Selasa, 11 Juni 2024.
Pihak sekolah menyatakan, sudah memanggil yang bersangkutan beserta orang tua mereka. Lalu, mendesak anak-anak tersebut untuk membuat klarifikasi dan permintaan maaf atas perbuatan yang dilakukan.
Pilihan Editor: Begini Risiko Calon Siswa jika Salah Pilih Sekolah Tujuan di PPDB Jakarta