TEMPO.CO, Jakarta - Saat menyampaikan sambutan inagurasi pengurus baru Gerakan Pemuda Ansor atau GP Ansor, Addin Jauharudin selaku ketua umum menyampaikan apresiasinya terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi selama hampir 10 tahun ini.
Addin mengatakan Jokowi adalah keluarga besar GP Ansor, sehingga siapapun yang menyakiti Jokowi dan keluarganya, maka sama saja menyaiti keluarga Banser dan Ansor. Inagurasi ini sekaligus merayakan hari lahir organisasi ke-90 yang dihadiri Jokowi.
"Maka siapapun yang menyakiti Jokowi dan keluarganya, maka sama saja menyakiti kami keluarga Bansor Ansor seluruh dunia," kata Addin.
Tak hanya itu, dalam pernyataannya, Addin Jauharudin memuji Jokowi sebagai sosok yang gigih memperjuangkan pemerataan infrastruktur, menihilkan disparitas harga antar daerah, hingga menghadirkan negara hingga di pelosok. Ketum GP Ansor menyebut Jokowi sebagai bapak 'Indonesiasentris'.
Sebelumnya, jajaran pengurus Gerakan Pemuda atau GP Ansor menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 16 Mei 2024. Kunjungan itu guna menyampaikan undangan pelantikan pengurus GP Ansor sekaligus puncak peringatan Hari Lahir GP Ansor.
"Menyampaikan kepada beliau terkait rencana pelantikan Pimpinan Pusat GP Ansor sekaligus menjadi puncak harlah yang ke-90 tahun,” kata Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharuddin usai pertemuan.
Profil GP Ansor
Gerakan Pemuda (GP) Ansor adalah organisasi kepemudaan yang bergerak dalam bidang kemasyarakatan, kebangsaan, dan keagamaan dengan semangat kerakyatan. GP Ansor merupakan badan otonom yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU).
Awalnya, organisasi ini bernama Gerakan Pemuda Ansor sebagai kelanjutan dari Ansoru Nahdlatul Oelama (ANO). Dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) NU, nama tersebut kemudian diubah menjadi Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama. GP Ansor didirikan pada 10 Muharram 1353 Hijriyah atau bertepatan dengan 24 April 1934 di Banyuwangi, Jawa Timur.
Sepanjang sejarah Indonesia, GP Ansor memiliki peran strategis dan signifikan dalam perkembangan masyarakat dengan kekuatan dan kemampuannya. GP Ansor mampu mempertahankan eksistensinya, mendorong percepatan mobilitas sosial, politik, dan kebudayaan bagi anggotanya, serta menunjukkan kualitas peran dan keanggotaan yang tinggi.
Dikutip dari laman ansor.id, ide pendirian GP Ansor ini sebenarnya sudah dirintis sejak 1921. Wacana muncul dipicu banyak organisasi pemuda berorientasi lokal yang tumbuh, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera, Jong Minahasa, Jong Celebes, dan lainnya. Pada 1924, akar GP Ansor bertunas, adalah KH. Abdul Wahab, seorang pemikir dari kalangan pemuda tradisionalis, mendirikan organisasi onderbouw NU bernama Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air), dipimpin Abdullah Ubaid.
Selanjutnya pada 1931, atas inisiatif Abdullah Ubaid, dibentuklah Persatuan Pemuda Nahdlatul Ulama (PPNU). Kemudian mengalami perubahan nama jadi Pemuda Nahdlatul Ulama (PNU) pada 14 Desember 1932 dan jadi Ansoru Nahdlatul Oelama (ANO) pada 1934. Bertepatan dengan Muktamar NU ke-9 pada 21-26 April 1934 di Banyuwangi, ANO resmi gabung Pemuda NU
GP Ansor memiliki 4 visi, yaitu, revitalisasi nilai dan tradisi, penguatan sistem kaderisasi, pemberdayaan potensi kader, dan kemandirian organisasi. Selain itu juga memiliki 4 misi, antara lain; Internalisasi nilai ASWAJA dan Sifatur Rasul dalam Gerakan GP. Ansor, membangun disiplin organisasi dan kaderisasi berbasif profesi, menjadi sentrum lalulintas informasi dan peluang usaha antar kader dengan stakeholder, serta mempercepat kemandirian ekonomi kader dan organisasi.
Selain itu GP Ansor juga memiliki beberapa tujuan. Yang pertama adalah Membentuk dan mengembangkan generasi muda Indonesia sebagai kader bangsa yang cerdas dan tangguh, memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, berkepribadian luhur, berakhlak mulia, sehat, terampil, patriotik, ikhlas dan beramal shalih.
Kedua adalah Menegakkan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan menempuh manhaj salah satu madzhab empat di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yang ketiga adalah Berperan secara aktif dan kritis dalam pembangunan nasional demi terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia yang berkeadilan, berkemakmuran, berkemanusiaan dan bermartabat bagi seluruh rakyat Indonesia yang diridhoi Allah SWT.
Kelahiran GP Ansor dilandasi oleh semangat perjuangan, nasionalisme, pembebasan, dan etos kepahlawanan. GP Ansor muncul dalam suasana yang menggabungkan semangat kepeloporan pemuda pasca Sumpah Pemuda dengan semangat kebangsaan, kerakyatan, dan keagamaan. Karena itu, kisah Laskar Hizbullah, Barisan Kepanduan Ansor, dan Banser (Barisan Serbaguna) sebagai bentuk perjuangan Ansor hampir menjadi legenda. Terutama, peran Ansor sangat menonjol dalam perjuangan fisik melawan penjajahan.
ANANDA RIDHO SULISTYA | DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Ketum GP Ansor Sebut Menyakiti Jokowi Sama dengan Menyakiti Keluarga Banser