TEMPO.CO, Jakarta - Riset Data & Democracy Research Hub Monash University Indonesia menganalisis percakapan di media sosial X (dulu Twitter) mengenai putusan MK soal sengketa pilpres.
Co-Director Data & Democracy Research Hub, Ika Idris, mengatakan putusan MK soal permohonan sengketa pilpres yang diajukan mantan paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan 03 Ganjar Pranowo-Mahfud Md. menimbulkan kekhawatiran terhadap Gibran Rakabuming Raka yang menjadi wakil presiden terpilih 2024-2029.
“Fokus kekhawatiran pengguna X berpusat di Gibran, alias Gibran sentris, baik itu mempertanyakan kredibilitas maupun kualitas Gibran,” ucap Ika dalam keterangannya pada Selasa, 23 April 2024.
Ika menuturkan, kata kunci dalam analisis ini adalah 'MK', 'dissenting opinion', dan 'sengketa pilpres'. Timnya memantau ada 369 ribu cuitan sejak Rabu, 17 April hingga Selasa, 23 April siang. Namun peningkatan volume percakapan meningkat tajam pada Minggu, 21 April hingga Selasa, 23 April dengan 250 ribu cuitan.
Dia melanjutkan, sebagian besar pengguna X menantikan pengumuman putusan MK sejak Minggu. Setelah menghapus cuitan berulang, hanya ada sekitar 8.500-an yang orisinil. Analisis data dilakukan setelah menghapus amplifikasi cuitan untuk menghindari masuknya amplifikasi pesan oleh buzzer dan bots.
Ika menjelaskan, timnya telah memantau percakapan di media sosial terhadap tiga paslon dalam pemilu 2024. Umumnya, kata dia, pengguna X lebih banyak membicarakan tentang pasangan Anies-Muhaimin, apalagi saat hari H pencoblosan. Tapi, usai putusan MK, nama Prabowo dan Gibran paling banyak disebut.