TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus berencana datang ke Indonesia pada akhir 2024. Menurut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan ke Indonesia pada 3 September 2024. Informasi tentang kedatangan Paus Fransiskus telah dikonfirmasi oleh otoritas Vatikan kepada pemerintah Indonesia.
Menag Yaqut mengatakan kedatangan Paus Fransiskus sudah dinantikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. "Pada Juni 2022, saya mengantar surat undangan dari Presiden Jokowi kepada Paus Fransiskus," kata dia. "Alhamdulillah, setelah hampir dua tahun menunggu, Paus Fransiskus akhirnya dapat hadir di Indonesia. Ini saya kira menjadi kado istimewa juga bagi umat Katolik khususnya."
Dalam kunjungannya nanti, Paus Fransiskus diharapkan dapat menyaksikan secara langsung keragaman dan persaudaraan antar umat beragama yang ada di Indonesia.
Yaqut menyebutkan bahwa Indonesia telah berhasil menjaga toleransi dan perdamaian antar pemeluk agama, termasuk ratusan umat agama lokal. Harapannya adalah Paus Fransiskus dapat melihat keberagaman ini di Indonesia.
Undangan kepada Paus Fransiskus disampaikan langsung oleh Yaqut pada Juni 2022. Ia mengungkapkan Presiden Jokowi mengundang Paus Fransiskus untuk melihat keberagaman di Indonesia.
Yaqut menyampaikan kerinduan umat Katolik terhadap kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, serta salam dan doa dari para Uskup Agung dan Uskup Indonesia untuk kesehatan Paus Fransiskus serta harapan agar dapat berkunjung ke Indonesia.
Profil Paus Fransiskus
Paus Fransiskus, yang lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio, adalah seorang tokoh kenamaan di Amerika Selatan, khususnya Argentina, dan merupakan Paus pertama dari benua Amerika.
Dilansir dari situs Vatican, Paus Fransisku lahir pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina, sebagai anak imigran Italia. Ayahnya bekerja sebagai seorang akuntan di perusahaan kereta api sementara ibunya adalah seorang istri yang penuh dedikasi dalam membesarkan lima anak mereka.
Fransiskus masuk ke Seminari Diosesan Villa Devoto dan kemudian memilih jalan keimaman, masuk ke Novisiat Serikat Yesus pada 11 Maret 1958.
Ia menyelesaikan studi humanioranya di Chile dan kemudian meraih gelar dalam bidang filsafat dari Colegio de San José di San Miguel, Argentina. Setelah itu, ia belajar teologi dan meraih gelar dari Colegio of San José.
Selanjutnya, Fransiskus ditahbiskan menjadi imam pada 13 Desember 1969 dan terus mengabdi dalam berbagai peran dalam ordo Yesuit di Argentina, termasuk menjadi Provinsial Yesuit Argentina selama enam tahun.
Dia kemudian menjadi uskup dan diangkat menjadi Uskup Auca dan Uskup Auksilier Buenos Aires pada 20 Mei 1992 oleh Paus Yohanes Paulus II.
Fransiskus kemudian diangkat menjadi Kardinal pada 21 Februari 2001 dan memilih nama kardinal San Roberto Bellarmino.
Selama waktunya sebagai Uskup Agung Buenos Aires, dia dikenal karena sikap kerasnya terhadap krisis keuangan di Argentina pada 2001.
Pada 13 Maret 2013, dia terpilih sebagai Paus dan memilih nama Fransiskus. Sejak itu, dia telah menjadi figur yang sangat dihormati di seluruh dunia karena sikap sederhananya, ketegasannya dalam menghadapi ketidakadilan sosial, dan penekanannya pada kasih dan belas kasihan terhadap semua orang.
Paus Fransiskus terkenal karena keputusannya untuk hidup secara sederhana, menolak kemewahan, dan mendorong gereja untuk fokus pada pelayanan kepada orang miskin dan terpinggirkan.
MICHELLE GABRIELA | NINIS CHAIRUNNISA
Pilihan Editor: Diundang Jokowi, Paus Fransiskus akan Datang ke Indonesia pada 3 September