INFO NASIONAL - Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menurunkan tim untuk menelusuri pelabuhan batu bara di Desa Luwuk Bunter, Kecamatan Cempaga yang diprotes warga. "Terkait protes pelabuhan batu bara di Luwuk Bunter, saya memang melihat ada protes warga," kata Halikinnor, pada Senin, 29 April 2024.
Protes tersebut dinilai wajar karena kemungkinan ada aktivitas dari pelabuhan batu bara yang mengganggu masyarakat sekitar. Meski hal itu merupakan kewenangan pemerintah pusat, Halikinnor tetap menurunkan tim untuk berkoordinasi dengan kepala desa setempat.
"Kita tidak menolak investasi, tetapi yang penting investasi itu aman dan bermanfaat untuk masyarakat sekitar," ujarnya.
Ia meminta tim mengecek langsung lokasi pelabuhan batu bara tersebut untuk mendata apa saja yang dikeluhkan masyarakat sehingga memicu protes. "Apakah aktivitasnya menimbulkan debu atau terjadi penumpukan di jalan yang mengganggu lalu lintas," kata dia.
Jika protes disebabkan lalu lintas yang tersendat, tentunya Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Tengah akan mempertimbangkan andalalinnya. Menurit dia, perusahaan yang membangun pelabuhan batu bara di Desa Luwuk Bunter memiliki wilayah konsesi izin di Kabupaten Katingan.
Namun pelabuhan batu bara dibangun di Kotim. Dia pun belum mengetahui alasan dibangunnya pelabuhan itu di wilayah Kotim. Ia menduga, ke depan dianggap lebih menguntungan karena ada tol sungai sehingga tidak jauh menuju muara untuk ke laut.
"Tetapi tentunya harus tidak mengganggu masyarakat dan lalu lintas sekitar. Kalau ada dampaknya, kita cari solusinya dengan masyarakat setempat dan Pemerintah desa. Kalau saling menguntungkan kita welcome saja terhadap investasi karena membuka peluang kerja," ujar Halikinnor. (*)