Perolehan suara PSI mengalami peningkatan yang signifikan per Maret 2024. Suara partai yang dipimpin anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep itu menembus angka 3,13 persen. PSI membutuhkan 0,87 persen lagi menjadi 4 persen untuk bisa menempatkan wakil di parlemen. Lonjakan suara PSI itu berselang waktu 24 jam pada 1 Maret hingga 2 Maret 2024.
Data Sirekap pukul 13.00 WIB, pada 2 Maret 2024, memperlihatkan suara PSI bertambah 98.869 berselang 24 jam..Suara PSI yang mulanya sebanyak 2.300.600 pada 1 Maret 2024 pukul 12.00 WIB bertambah menjadi 2.399.469 suara pada 2 Maret pukul 13.00 WIB atau 3,13 persen
Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis memandang lonjakan suara PSI dalam Sirekap Komisi Pemilihan Umum (KPU) tak masuk akal. Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI) Julius Ibrani yang tergabung dalam koalisi, menyatakan kiat diduga telah terjadi penggelembungan suara untuk PSI. Julius mencurigai, Pemilu 2024 telah dibajak oleh Jokowi.
“Nyaris sempurna lah pembajakan Pemilu 2024 oleh rezim despotik ini untuk kepentingan dan ambisi kekuasaan Jokowi, keluarga, dan kroni-kroninya,” katanya, Jumat, 2 Maret 2024.
Di sisi lain, Grace Natalie selaku Ketua Dewan Pembina PSI mengingatkan semua pihak agar tidak tendensius menyikapi penambahan suara untuk PSI. Bagi Grace, penambahan maupun pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar, kata dia, adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut.
“Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace Natalie, Sabtu 2 Maret 2024, dikutip Antara.
Mantan anggota Komisi VI DPR, Roy Suryo, mengomentari lonjakan suara PSI. Pihaknya juga menilai terdapat keanehan saat Sirekap KPU menunjukkan suara PSI bertambah 98.869 dalam selang 24 jam. Roy mengatakan ledakan suara partai pimpinan Kaesang Pengarep itu merupakan sebuah anomali. Pihaknya pun menyatakan sangat wajar jika banyak pihak kemudian menjadi curiga.
“Apa yang dilaporkan di Pemilu 2024 sekarang bahwa terjadi perpindahan suara partai tertentu memang sangat dimungkinkan adanya,” kata mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu melalui keterangan tertulis pada Senin, 4 Maret 2024.
Perpindahan suara tersebut, kata Roy, bisa saja bersumber dari suara tidak sah yang kemudian diberikan kepada PSI. Dia memberi contoh kasus yang terjadi di beberapa TPS, di antaranya di daerah Cibeber, Banten dan Bendoharjo, Jawa Tengah. Roy menyampaikan, data Sirekap menunjukkan PSI dapat 69 suara di TPS 004 Bulakan Cibeber, Banten, sedangkan suara tidak sah hanya 1. Namun, dalam foto C-Hasil yang juga ada di Sirekap, yang tercatat justru sebaliknya.
“Jika dilihat dari foto C-Hasil yang diunggah, kondisi berbeda terlihat. Dalam foto C-Hasil, suara PSI faktanya tertulis 1 suara, sedangkan suara tidak sah 69,” ucap Roy.
Selanjutnya: Rencana menggugat hasil Pilpres 2024 ke MK