TEMPO.CO, Jakarta - Inisiatif urun-daya atau crowdsourcing warganet Indonesia, Kawalpemilu.org buka suara soal pernyataan resminya mengenai tidak ada indikasi kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) pascapencoblosan Pilpres 2024.
Co-founder Kawalpemilu.org, Elina Ciptadi, menegaskan pihaknya tidak menemukan indikasi kecurangan pascapencoblosan Pilpres. Ini tidak sama dengan tidak ada kecurangan ketika kontestasi ini.
"Karena kami tidak memonitor proses Pemilu," kata Elina saat dihubungi Tempo, Kamis, 14 Maret 2024.
Misalnya, proses verifikasi partai politik. Elina menyebut, Kawalpemilu.org tidak memantau proses ini. "Misalnya kayak kampanye yang melanggar aturan, kami tahu? Enggak ngumpulin juga datanya," ujarnya.
Menurut Elina, KawalPemilu tidak mengawal proses Pemilu dari awal hingga akhir. Tapi, yang dipantau adalah C Hasil Pilpres yang merupakan snapshot satu dari banyak proses Pemilu.
"Jadi, sekarang kita sudah 82 persen. Dari 600 ribu sekian ribu TPS, kita sudah lihat hasilnya, kita sudah lihat angkanya," kata Elina.
Dari 82 persen suara yang masuk, kata Elina, pasangan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka hanya kalah di dua provinsi, yakni Aceh dan Sumatera Barat. Sedangkan, data perolehan suara DKI Jakarta di Kawalpemilu.org belum masuk 100 persen.
Meski data dari DKI belum masuk, namun Elina menyebutkan Prabowo tetap akan menang. Sebab, Prabowo hanya butuh sekitar 3 juta-an suara lagi. "Dari 28-30 juta suara yang belum terhitung, masa Prabowo enggak bisa dapat 3 juta?" kata dia.
Sementara itu, tren perolehan suara paslon 02 ini berasa di kisaran 58 persen. Jadi, kata dia, pasti penambahan suaranya lebih dari 3 juta.
"Dari situ lah kami berani mengatakan Prabowo menang satu putaran dan kami tidak menemukan indikasi kecurangan TSM pascapencoblosan Pilpres," ujar Elina.
Pilihan Editor: Publik Lakukan Kawal Pemilu Melalui Berbagai Aplikasi Ini, Termasuk KawalPemilu 2024 dan Warga Jaga Suara