TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma’ruf Amin merespons soal grafik penghitungan suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang hilang di Sistem Informasi Rekapitulasi Elektronik atau Sirekap. Ma’ruf mengatakan, bagaimanapun, sirekap itu tidak menunjukkan hasil daripada pemilu.
“Nanti, ada pengumuman resmi nanti kalau sudah diumumkan oleh KPU ya,” kata Ma’ruf Amin di Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Archa, Tangerang, Banteng, pada Kamis, 7 Maret 2024, dikutip dari keterangan video.
Ma’ruf menyatakan, jika memang ada masalah, ada mekanisme yang bisa diikuti seperti melapor ke Badan Pengawas Pemilu atau menyampaikan gugatan ke Mahkamah konstitusi. “Misalnya ada ketidakpuasan, ketidakpercayaan, saya kira bisa seperti itu,” kata dia.
Dalam keterangan 5 Maret lalu, Komisioner KPU Idham Kholik mengatakan diagram perolehan suara Sirekap dihilangkan agar tidak menjadi prasangka. Menurut dia, hasil pembacaan teknologi Sirekap yang kurang akurat dan belum sempat diakurasi oleh pengunggah C Hasil di kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) dan operator Sirekap KPU di Kabupaten/Kota akan menjadi polemik dalam ruang publik.
“Kini kebijakan KPU hanya menampilkan bukti otentik perolehan suara peserta pemilu,” kata Idham.
Pakar keamanan siber dan forensik digital Alfons Tanujaya mengatakan metode ‘hide’ menggunakan Cascading Style Sheet atau CSS pada diagram Sirekap KPU adalah fitur umum di website. Alfons menjelaskan CSS merupakan fitur pemrograman di webpage dan bagian dari website. Fitur CSS ini ada di hampir semua web hosting.
“Di CSS bisa disetel mau di on atau off kan tampilan teks, gambar, grafik dan lainnya. Ini adalah fitur umum di website,” kata Alfons kepada Tempo, Kamis, 7 Maret 2024.
Kendati demikian, Alfons mengungkapkan seharusnya menyembunyikan tampilan grafik tidak masalah selama data teks ditampilkan. Sebab, kata dia, tampilan grafik hanyalah variasi menampilkan data dari tampilan teks. Ia mendorong agar publik fokus ke data teks karena apabila teks diubah otomatis grafik akan ikut berubah.
Selain menyembunyikan grafik, KPU juga menyembunyikan total prolehan suara dalam bentuk teks di halaman Sirekap. Perolehan suara kini hanya bisa dilihat dengan mengecek satu per satu dapil. Alfons menyayangkan KPU yang tidak menampilkan data teks secara keseluruhan.
“Kalau memang tidak mau menampilkan data ya tidak usah di input saja. Kan buang-buang waktu saja sudah input data teks lalu tidak ditampilkan,” kata Alfons.
DANIEL A. FAJRI, EKA YUDHA SAPUTRA
Pilihan Editor: Diagram Sirekap Hilang, BRIN: KPU Harus Betul-betul Transparan dan Akuntabel