TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim meyakini pemerintah selanjutnya tidak akan menghapus program Merdeka Belajar. Sebab, program yang digagas di eranya ini dinilai sudah memberikan manfaat bagi guru, murid, hingga sekolah.
"Saya yakin program dilanjutkan. Karena Merdeka Belajar sudah menjadi gerakan," kata Nadiem dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu 6 Maret 2024.
Menurut Nadiem, bila program ini dihapus, maka kan diprotes oleh para guru yang merasakan manfaat gerakan Merdeka Belajar. Selain itu, alumni dari Kampus Merdeka sebagai bagian dari program Merdeka Belajar juga pasti akan protes.
"Mereka mungkin tidak memperbolehkan," kata Nadiem.
Nadiem menjelaskan kurikulum Merdeka Belajar sebagai bagian dari program Merdeka Belajar juga sudah menyumbangkan peningkatan literasi dan numerasi siswa selama 3 tahun terakhir. "Berbeda dengan sekolah yang tak menerapkan kurikulum Merdeka. Mereka mengalami learning loss," kata dia.
Di samping itu, selama 3 tahun terakhir, sudah ada 94.685 guru yang mengikuti pelatihan Guru Penggerak dengan jumlah kelulusan 61.256 guru. Jumlah itu merupakan pencapaian besar karena Guru Penggerak membantu melakukan transformasi ke kurikulum Merdeka. "Mereka agen perubahan dalam transformasi pendidikan," kata Nadiem.
Pilihan Editor: 32 Ribu Mahasiswa Disebar di 7.000 Sekolah untuk Program Kampus Mengajar Angkatan 7