TEMPO.CO, Jakarta - Perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia atau PSI melonjak cukup besar dalam perhitungan real count sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada periode awal Maret 2024. Hingga Ahad, 3 Maret, rekapitulasi suara sementara KPU menunjukkan PSI memperoleh 3,13 persen suara dari pemilihan anggota DPR RI. Dalam periode ini, suara yang terhitung mencapai 65,79 persen.
Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menilai wajar terjadi penambahan suara saat KPU melakukan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024. “Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata dia pada Sabtu, 2 Maret 2024, seperti dikutip Antara.
Namun lonjakan perolehan suara partai yang dipimpin anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, itu menuai reaksi dari berbagai pihak. Berikut ini respons mereka:
1. Perludem: Penting Dikawal
Program Manager Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Fadli Ramadhanil mengatakan persoalan kenaikan atau penurunan suara menjadi salah satu tantangan dalam proses rekapitulasi suara secara berjenjang manual yang dilakukan oleh KPU.
“Nah problem kita kan memang dalam proses rekapitulasi ini berlangsung berjenjang dan waktu cukup lama,” ujar Fadli ketika dihubungi Tempo, Ahad, 3 Maret 2024.
Menurut Fadli, indikasi adanya kecurangan ini seharusnya dikawal oleh saksi-saksi peserta Pemilu. “Terutama yang paling penting dikawal oleh Bawaslu,” kata dia.
Fadli menyebut hasil Pemilu paling murni adalah sertifikat hasil penghitungan C1 di TPS pada 14 Februari lalu. “Jadi dokumen itu yang harusnya dijadikan dasar untuk mengontrol proses secara berjenjang,” kata dia.
Jika memang ada indikasi penambahan, pengurangan, atau peralihan suara yang sudah diberikan oleh pemimpin secara tidak sah, maka hal tersebut harus dihentikan dan tidak boleh dilakukan. “Jadi indikasi seperti ini tidak hanya terjadi di Pemilu 2024, tapi kalau memang terjadi lagi di Pemilu 2024, saya kira proses penegakan hukumnya harus berjalan,” kata Fadli.
2. Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Muhammad Romahurmuziy: Operasi Sayang Anak Lagi
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy mengancam bakal membongkar anomali penambahan suara PSI yang tidak wajar dalam hak angket pada pekan ini.