TEMPO.CO, Solo - Kota Solo bakal menjadi salah satu daerah yang menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024 ini. Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Pilkada 2024 serentak dijadwalkan pada 27 November mendatang.
Baru-baru ini santer beredar kabar seorang pengusaha asal Solo yang juga Ketua Umum Senkom Mitra Polri Katno Hadi akan mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo di ajang pilkada tersebut. Namun, saat dimintai konfirmasi, pemilik D'Lawu Bistro dan Mountain Cottage itu menepis kabar tersebut.
"Saya malah kaget ada kabar itu. Enggak-lah, itu hanya isu orang-orang saja. Saya enggak maju sebagai pimpinan daerah. Masak saya mau jadi wali kota? Lha wong teman-teman saya sudah ada yang jadi presiden, menteri, gubernur, anggota DPR, dan lainnya. Terlambat kalau saya maju dalam Pilkada,” kata Katno kepada awak media saat ditemui di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 2 Maret 2024.
Di sisi lain, Katno mengakui sudah mendapatkan tawaran dari salah satu partai politik (parpol) untuk ikut dalam kontestasi pemilihan Wali Kota Solo 2024. Meski begitu, dia menyatakan sejauh ini belum berpikir ke arah itu.
"Betul sudah ada yang menawari. Tapi belum saya tanggapi serius," ucap Katno yang juga pemilik dari D'Gondangrejo Resto & Resort di dekat pintu keluar Tol Gondangrejo itu.
Bagi Katno, akan membutuhkan proses yang panjang jika dirinya hendak maju menjadi Wali Kota Solo. "Butuh proses panjang. Harus istikharah dulu dan memohon petunjuk Allah SWT untuk menentukan pilihan terbaik,” ujarnya.
Katno justru mendorong tokoh-tokoh muda di Kota Solo untuk menjadi pemimpin di masa mendatang. Namun, menurut dia, sosok calon Wali Kota Solo ini harus memiliki kualitas dan bekal cukup untuk bertarung di Pilkada Solo.
“Saya justru men-support anak-anak muda untuk maju di Pilkada Solo. Merekalah yang menjadi penerus Bangsa Indonesia,” ucap pengusaha Semen Instan Ubond itu lagi.
Katno menyebut sosok calon pemimpin Kota Solo harus yang visioner. Hal itu mengingat tantangan yang bakal dihadapi Kota Solo ke depan akan sangat kompleks. Posisi Kota Solo yang bukan merupakan kota industri menjadi tantangan tersendiri bagi pimpinan daerah untuk berinovasi agar perekonomian dapat berkembang.
“Kota Solo ini bukan kota industri ya. Kota trading, kota pariwisata. Jadi, harus betul-betul menggiatkan kegiatan perekonomian untuk menambah PAD. Konsepnya kan begitu,” kata Katno.
Hal ini diperkuat dengan adanya destinasi wisata religi Masjid Zayed. Ada juga Solo Safari yang makin hari dikenal wisatawan dari luar Kota Bengawan.
“Jadi, bagaimana nantinya Solo ini bisa berkembang dengan berbagai daya tarik yang ditawarkan tersebut. Bisa tersinergi dengan baik, sehingga menjadi potensi bagi masyarakat untuk mendapatkan rezeki di sana,” kata Katno.
Pilihan Editor: KPU Patuhi Putusan MK Pilkada Serentak 2024, Ini Bunyi Putusannya