TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Aditya Perdana, menanggapi perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia atau PSI yang melonjak cukup besar dalam perhitungan real count sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam beberapa hari ini.
Anomali suara partai yang saat ini dipimpin oleh putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, misalnya terlihat pada Jumat kemarin. Dalam waktu sehari, PSI memperoleh 101.426 suara. Data real count pada pukul 14.00 WIB, 2 Maret 2024, memperlihatkan suara PSI bertambah 0,12 persen dalam sehari.
“Kalau yang kayak-kayak gini bukan hal yang baru dari Pemilu. Pemilu sebelumnya juga kita sering mendengar cerita bahwa dalam proses rekapitulasi itu ada operasi-operasi yang dilakukan oleh banyak pihak,” ujar Aditya ketika dihubungi Tempo, Minggu, 3 Maret 2024.
Menurut dia, melonjaknya perolehan suara suatu partai bukan hal yang istimewa, karena pergerakan tersebut biasa terjadi dan seringkali disebut sebagai adanya dugaan manipulasi yang terjadi di tingkat penyelenggara.
“Tapi yang sesungguhnya juga harus dipastikan, beneran terjadi pergerakan yang signifikan atau enggak. Karena itu yang paling penting, kalau terjadi beneran berarti betul ada operasi, ada transaksi,” tuturnya.
Aditya menuturkan, saat ini semua pihak terutama parpol dan caleg, sedang berusaha mati-matian untuk bisa menjaga suaranya. Hal ini karena mereka memahami bahwa bisa saja terjadi perubahan total suara.
“Apakah case-nya kayak PSI? menurut saya ya mungkin aja ada (dugaan) operasi-operasi istimewa dilakukan, semuanya melakukan itu. Jangan dianggap yang gede-gede tidak melakukan. Jadi bukan barang baru lah,” ucapnya.
Dia pun menyebut bahwa seharusnya dilakukan pengecekan di titik-titik lokasi yang mengalami perubahan, pergeseran, penambahan, hingga pengurangan suara. “Itu kan bisa dilacak, bisa di-tracking. Bisa baca dari hasil C1 yang tadinya nol kemudian jadi angka sekian,” kata dia.
Hal tersebut menurutnya penting dilakukan, tapi saat ini waktunya sudah mendekati hasil rekap, sehingga menjadi kurang relevan. Seharusnya, kata Aditya, proses tersebut dilakukan beberapa minggu yang lalu.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, menyebut penambahan suara saat KPU melakukan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 adalah wajar. Karena itu, dia mengingatkan semua pihak agar tidak tendensius dalam menyikapi penambahan suara untuk PSI.
“Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace Natalie dalam siaran resmi PSI di Jakarta, Sabtu, 2 Maret 2024, seperti dikutip Antara. Grace menambahkan berbagai kemungkinan masih dapat terjadi selama KPU merekapitulasi suara para pemilih.
DEFARA DHANYA | ANTARA
Pilihan Editor: Suara PPP Mengalami Penurunan, Achmad Baidowi: Ada Partai Lain Naik Tidak Wajar