Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Arak Kaleng Kerupuk Raksasa, Massa di Yogyakarta Kecam Bawaslu yang Melempem Sikapi Dugaan Pemilu Curang

image-gnews
Aksi massa di Bawaslu DIY mengecam pembiaran berbagai dugaan pelanggaran Pemilu 2024, Kamis, 22 Februari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Aksi massa di Bawaslu DIY mengecam pembiaran berbagai dugaan pelanggaran Pemilu 2024, Kamis, 22 Februari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Puluhan warga dari elemen Gerakan Rakyat Untuk Demokrasi dan Keadilan atau Garda Yogyakarta menggelar aksi teaterikal di halaman kantor Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu DIY, Kamis siang, 22 Februari 2024. Mereka berpakaian seperti badut sembari mengarak replika kaleng kerupuk berukuran jumbo bertulis 'Krupuk Mlempem Award' untuk diberikan kepada Bawaslu DIY.

Mereka juga menggelar tari edan-edanan serta membawa sejumlah spanduk seperti 'Pilpres Ulang Tanpa Jokowi' dan 'Tolak Pemilu Curang'. Sejumlah perabot rumah tangga turut dibawa massa seperti wajan hingga panci yajg dipukul-pukul layaknya alat musik.

Arak arakan kaleng kerupuk itu dilakukan warga dengan berjalan kaki dari Lapangan Minggiran yang letaknya tak jauh dari Kantor Bawaslu DIY di Jalan DI Panjaitan Mantrijeron Kota Yogyakarta. 

"Krupuk Mlempem Award ini untuk Bawaslu, sebagai simbol kinerja Bawaslu yang melempem atas berbagai kasus pelanggaran dan kecurangan Pemilu 2024 yang dibiarkan," kata Arya Yuda, Koordinator Lapangan Elemen Garda di sela aksi.

Massa aksi menilai Bawaslu sebagai instrumen demokrasi dinilai gagal menjalankan fungsinya secara optimal. Sebab, pelanggaran demi pelanggaran Pemilu di depan mata tak tuntas ditindaklanjuti, baik di ibukota maupun daerah.

Padahal, Arya mengatakan, masifnya dugaan berbagai kecurangan Pemilu 2024 nyaris setiap hari jadi sorotan publik, baik sebelum dan setelah pemilu. Mulai kasus telah dicoblosinya surat suara untuk capres/cawapres tertentu, maraknya politik uang, pembagian bansos jelang pemilu, penggunaan fasilitas negara oleh pejabat publik, intimidasi aparat hingga penggelembungan penghitungan suara. 

"Tapi menghadapi pelanggaran pelanggaran itu Bawaslu tak ubahnya seperti tukang stempel kepentingan rezim penguasa yang telah mengatur sedemikian rupa Pemilu terselenggara sesuai seleranya," kata Arya.

Arya menilai kepuasan publik terhadap pelaksanaan Pemilu kali ini sangat rendah. Suara-suara masyarakat untuk dilakukan Pemilu ulang bahkan penolakan hasil Pemilu juga tak digubris.

"Jadi sampai hari ini Bawaslu belum melakukan sesuatu," kata Arya. Sehingga aksi Krupuk Mlempem ini sebagai simbol lemahnya Bawaslu melaksanakan fungsi pengawasan pemilu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kerupuk melempem ini seperti barang yang sudah tidak berguna lagi, kami berikan ke Bawaslu sebagai simbol sikap yang lemah, permisif terhadap KPU," kata Arya.

Massa aksi pun menyerahkan award Krupuk Mlempem itu pada Ketua Bawaslu DIY Mohammad Najib. "Apa kerja bapak sebagai badan pengawas pemilu, mengapa mlempem? " kata perwakilan massa aksi. "Bapak ibu semua bekerja dengan gaji dari uang pajak rakyat, pemilu adalah wujud demokrasi satu-satunya seharusnya berjalan jujur dan adil."

Massa pun menuntut dilakukan pemilu ulang. "Di Yogya ini kami menyerukan reformasi jilid 2, reformasi belum selesai," kata dia.

Ketua Bawaslu DIY Mohammad Najib saat menemui massa mengatakan aspirasi ini akan menjadi masukan bagi pihaknya. "Yang anda sampaikan sudah kami dengar dan menjadi vitamin bagi kami untuk memperbaiki diri untuk terus mengawal pemilu di DIY," katanya.

Mohammad Najib menyatakan untuk wilayah DIY, pihaknya awal pekan ini telah merekomendasikan kepada KPU DIY agar menggelar pemungutan suara ulang (PSU) serta pemungutan suara lanjutan (PSL) di 17 titik Tempat Pemungutan Suara atau TPS. “Penyebab PSU diantaranya karena ada pemilih dari luar daerah yang ikut mencoblos meski tidak tercatat di dalam daftar pemilih,” kata dia.

Selain itu, ada pemilih yang ternyata mendapatkan surat suara tidak seharusnya. “Misalnya harusnya pemilih itu mendapat lima surat suara tapi diberi hanya satu surat suara saat pemungutan suara,” kata Najib. "Rekomendasi PSU itu wajib ditindaklanjuti, kalau tidak resikonya bisa proses di MK karena KPU sudah diberi rekomendasi tak ditindaklanjuti."

Ketua KPU DIY Ahmad Shidqi mengaku telah menerima rekomendasi dari Bawaslu DIY untuk menggelar PSU maupun PSL. Rencananya, KPU DIY akan menggelar pada 24 Februari 2024 mendatang. "Kami sudah menerima rekomendasi dari Bawaslu dan akan menindaklanjutinya, kemungkinan (PSU dan PSL) digelar tanggal 24 Februari," kata dia.

Pilihan Editor: Komnas HAM Minta Capres-Cawapres Ajukan Keberatan Atas Hasil Pemilu Melalui Bawaslu, DKPP dan MK

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Soal Gugatan PDIP ke PTUN, KPU Bilang Harusnya Ada Putusan Bawaslu Dulu

6 jam lalu

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Holik (dua dari kiri) meninjau kesiapan pelaksanaan Pemilu 2024 di Kantor KPU Kota Solo, Jumat, 26 Januari 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Soal Gugatan PDIP ke PTUN, KPU Bilang Harusnya Ada Putusan Bawaslu Dulu

PDIP menggugat KPU ke Pengadilan Tata Usaha Negara atau PTUN Cakung, Jakarta Timur.


KPU Siapkan Jawaban Hadapi Sidang Perdana Gugatan PDIP di PTUN

7 jam lalu

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Kholik saat jeda istirahat rekapitulasi suara nasional dan luar negeri di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, 1 Maret 2024 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
KPU Siapkan Jawaban Hadapi Sidang Perdana Gugatan PDIP di PTUN

PDIP tercantum sebagai pihak penggugat diwakili oleh Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum DPP PDIP.


Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

10 jam lalu

Salah satu sudut Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang tengah direvitalisasi hingga Juni 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.


DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

1 hari lalu

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo (tengah) didampingi Hakim Konstitusi Saldi Isra (kiri) dan Arief Hidayat (kanan) memimpin jalannya sidang putusan perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin, 22 April 2024. Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menolak seluruh permohonan yang diajukan capres-cawapres nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, serta capres-cawapres nomor urut 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, yang diajukan dalam sidang putusan sengketa hasil Pemilihan Presiden 2024. ANTARA/M Risyal Hidayat
DPR Sebut Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu, Apa Alasannya?

Komisi II DPR telah mengusulkan revisi UU Pemilu dan UU Pilkada sejak awal masa bakti 2019.


MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

2 hari lalu

Suasana sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Senin, 22 April 2024. Dari 8 hakim MK, 5 hakim memutuskan menolak seluruh permohonan sengketa Pilpres 2024 yang diajukan oleh passion Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. TEMPO/ Febri Angga Palguna
MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.


KASN Ingatkan ASN Tak Terlibat Politik Praktis di Pilkada 2024, Begini Aturannya

2 hari lalu

Ilustrasi PNS atau ASN. Shutterstock
KASN Ingatkan ASN Tak Terlibat Politik Praktis di Pilkada 2024, Begini Aturannya

KASN menyebut ASN masih berpotensi melanggar netralitas di Pilkada 2024.


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

3 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Kunjungan Prabowo Tak Pengaruhi Rencana PKB Ajukan Hak Angket

3 hari lalu

Massa membawa poster saat menggelar aksi unjuk rasa menuntut pengusutan dugaan kecurangan pemilu serta digulirkannya hak angket di Depan Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat, 8 Maret 2024. Aksi tersebut menuntut DPR RI mendukung hak angket serta pengusutan dugaan kecurangan Pilpres dan Pileg dalam Pemilu 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kunjungan Prabowo Tak Pengaruhi Rencana PKB Ajukan Hak Angket

PKB tetap akan mengajukan hak angket pemilu dengan menggandeng rekan koalisinya, Partai Keadilan Sejahtera atau PKS.


Tidak Demo di Hari Buruh, Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN Gelar Aksi Sosial dan Diskusi

3 hari lalu

Puluhan Buruh mendengarkan orasi yang disampaikan oleh Presiden Partai Buruh di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan. Jl. Gatot Subroto, Kuningan Timur, Jakarta Selatan. Kamis, 21 September 2023. Aksi demo buruh yang dihadiri oleh Presiden Partai Buruh, Said Iqbal merupakan gelombang aksi setiap hari di tiap kabupaten/kota dan provinsi di seluruh Indonesia. Tempo/Magang/Joseph.
Tidak Demo di Hari Buruh, Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN Gelar Aksi Sosial dan Diskusi

Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN sepakat akan mengisi hari buruh dengan aksi sosial dan diskusi.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

3 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.