TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono atau Sultan HB X angkat bicara terkait pertemuannya secara tertutup dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Keraton Yogya pada 28 Januari 2024.
Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie sebelumnya mengungkap bahwa Jokowi dalam pertemuan itu ingin Sultan memediasi agar dirinya bisa bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri.
"Betul, tapi saya kan menunggu presiden, saya akan menjembatani, tapi terserah presiden, gitu aja," kata Sultan kepada wartawan di Yogyakarta, Senin, 12 Februari 2024.
Sultan menegaskan, pihaknya telah bersedia jika ditunjuk menjadi mediator pertemuan Jokowi dan Megawati itu. Namun Sultan menegaskan posisi dirinya hanya menunggu jika diminta.
Meski bersedia menjadi mediator, Sultan menuturkan, posisi dirinya bukanlah pihak yang akan mengambil inisiatif terhadap keinginan pertemuan Jokowi dengan Megawati.
"Yang mengambil inisiatif kan tetap presiden sendiri, ya terserah presiden, mau perlu ketemu Mbak Mega yang saya fasilitasi tidak, kan gitu. Kalau bisa ketemu sendiri kan ya syukur," ujarnya.
"Saya kan pasif, bukan ngoyak-ngoyak (mengejar ngejar jadi mediator), gitu lho," dia menambahkan.
Connie Rahakundini Bakrie sebelummya juga mengungkap pertemuan Jokowi dengan Sultan juga berkaitan dengan kampus UGM yang turut menyoroti pemerintahan Jokowi jelang Pemilu 2024 ini.
Sultan yang juga mantan Ketua umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) periode 2009-2014 itu mengungkapkan, apa yang dilakukan UGM terhadap pemerintahan Jokowi adalah otoritas kampus.
"Wong itu akademisi punya otonomi sendiri kok," kata Sultan.
"Saya kan tidak bisa melarang, saya juga tidak menyuruh, (bersuara) itu hak otonomi kampus kok," imbuh Raja Keraton Yogyakarta itu.
Pilihan Editor: Pemilu 2024: Ini Lokasi Nyoblos Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud