3. Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang
Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) Hardi Winoto mengaku kedatangan dua polisi yang memintanya untuk membuat video wawancara. Ketika akan memulai wawancara dia diberi secarik kertas contekan. Namun, Hardi menolaknya.
“Ada naskahnya. Saya bilang tidak usah, bu. Saya langsung saja,” tuturnya kepada Tempo. Dia lantas memulai wawancara tentang pemilihan umum.
Setelah rampung, polisi tersebut kembali meminta wawancara. “Pak tambah boleh,” ucap Hardi menirukan anggota polisi itu. Kali ini diminta menilai sejumlah program Presiden Joko Widodo. Hardi lantas mengomentari kinerja pemerintahan Jokowi saat pandemi Covid-19 melanda.
Hardi tak menyangka pada Jumat, 2 Februari 2024, ia mendapat kiriman tautan media massa serta link TikTok yang memuat materi wawancaranya dengan polisi itu. “Saya dikira mengarahkan ke salah satu pasangan calon (presiden),” kata Hardi.
4. Rektor Universitas Katolik Soegijapranata
Di saat sejumlah rektor membuat pernyataan mengenai apresiasi terhadap pemerintah Jokowi, Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Kota Semarang, Ferdinandus Hindarto, juga bercerita diminta orang yang mengaku anggota kepolisian untuk membuat rekaman video. Video yang diminta adalah pernyataan tentang pemilihan umum dan kinerja pemerintahan Joko Widodo.
Dia mengaku dihubungi anggota polisi tersebut pada Jumat siang, 2 Februari 2024. “Saya dapat pesan Whatsapp dari seseorang yang mengaku dari Polrestabes Semarang instruksi dari Polda,” kata Ferdinandus kepada Tempo, Senin, 5 Februari 2024.
Ferdinandus tak menanggapi permintaan tersebut. Polisi itu lantas mencoba meneleponnya. Namun, dia tidak menjawab. Dia juga dikirimi sejumlah contoh rekaman video dari beberapa pimpinan perguruan tinggi lain yang telah membuat.
Pujian Para Rektor Untuk Cooling System
Kepolisian Daerah Jawa Tengah atau Polda Jateng buka suara soal aksi sejumlah polisi yang meminta para pimpinan perguruan tinggi membuat pernyataan tentang pemilihan umum dan kinerja pemerintahan Presiden Joko widodo atau Jokowi. Pernyataan itu beredar dalam bentuk video di media sosial Tiktok.
“Dalam rangka cooling system,” ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Satake Bayu Setianto pada Selasa, 6 Februari 2024.
Menurut dia, langkah kepolisian meminta statement dari para pimpinan perguruan tinggi tersebut untuk mencegah perpecahan jelang pemilihan umum atau Pemilu 2024. “Agar pemilu damai,” kata dia.
Satake menyebut, upaya meminta testimoni juga dilakukan dari kelompok tokoh masyarakat lainnya. “Kami juga meminta dari tokoh agama, tokoh adat, dan lainnya,” ujarnya.
RADEN PUTRI | JAMAL ABDUN NASHR
Pilihan Editor: TKN Prabowo-Gibran dan TPN Ganjar-Mahfud Saling Ungkap Dugaan Kecurangan Pemilu