Setelah Petisi Bulaksumur, ada yang menuduh gerakan ini partisan dan hanya untuk kepentingan elektoral.
Sama sekali tidak benar. Saya marah ketika ada pihak yang menyudutkan guru besar merupakan partisan. Itu menghina tugas guru besar. Sebab, guru besar adalah pemikir bangsa yang bertugas menjaga moralitas dan demokrasi. Ironisnya, pihak yang menuduh partisan tidak bisa menunjukkan bukti konkret.
Di UGM ada 250 guru besar yang hadir berdiskusi tentang petisi yang sudah menjadi tugasnya. Semua penggagas petisi merupakan pihak UGM. Selain Jokowi, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo yang sedang berkontestasi dalam Pemilu 2024 juga alumnus UGM. Tidak ada kepentingan elektoral yang harus dibela. Jika di UGM ada pelanggaran etik, guru besar salah ketika hanya mendiamkan saja.
Guru Besar UGM hanya mengingatkan dengan cara yang baik, tetapi mereka malah dituduh seperti itu. UGM memandang Jokowi bukan sebagai orang lain, melainkan sebagai saudara dan kakak atau adik yang diingatkan untuk kembali ke demokrasi Pancasila.
Apakah ada intimidasi usai membacakan petisi ini?
Secara pribadi sampai sekarang, saya tidak mendapatkan intimidasi. Petisi ini diniatkan dengan baik tanpa rasa benci. Saya juga tidak takut diintimidasi karena tidak berbuat salah. Namun, kami banyak dituduh sebagai orang PKS karena berjenggot. Selain itu, dikatakan sebagai orang yang berpihak kepada Ganjar. Sebetulnya, lebih berpihak kepada Jokowi sehingga diingatkan melalui petisi agar tidak salah lebih jauh.
Sebagai pembaca Petisi Bulaksumur, saya berpesan kepada publik harus membaca regulasi secara jelas dan bijak karena perang media sosial yang panas sedang terjadi. Selain itu, kepada tim sukses, saya mengimbau untuk membuat penjelasan yang tidak membodohi masyarakat.
Sebab, Jokowi melakukan pembodohan terkait penjelasan presiden boleh memihak berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Jokowi hanya menjelaskan aturan sepotong-potong pasal saja. Padahal, harus dilihat sebagai rangkaian yang tidak dipotong-potong. Tindakan ini pembodohan masyarakat dan saya tidak rela dibodohi.
Setelah Petisi Bulaksumur, apa langkah selanjutnya?
Langkah selanjutnya sesuai kondisi masa depan, tetapi tetap mengutamakan nilai ke-UGM-an. Saat ada yang mencoreng nama baik UGM, kita harus melakukan gerakan lagi untuk mengharumkan nama baik kampus. Namun, jika bukan atas nama UGM, saya ingin menuntut persatuan setelah Pemilu selesai agar terbentuk kerukunan sebagai bangsa Indonesia.
Pilihan Editor: Lahirnya Petisi Bulaksumur UGM, Prof Koentjoro: Tindakan Jokowi Makin Lama Makin Membahayakan