TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Mahfud Md. akan mengikuti kampanye terbuka di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Sabtu, 26 Januari 2024. Kegiatan itu akan digelar di Stadion Widaha atau Wiradadaha, Tasikmalaya, pada pukul 06.00.
Usai kegiatan itu, Mahfud akan memberikan ceramah bertajuk Halaqoh Kebangsaan bersama kiai-kiai se-Jawa barat di PP Al Hijaz, di Karawang, Jawa Barat pada pukul 13.00-15.00. Kegiatan Mahfud ini merupakan lanjutan setelah pada Jumat, 16 Januari 2024, dia melakukan kegiatan internal di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Sebelumnya, pada Kamis, 25 Januari 2024, Mahfud telah berkampanye di Lampung. Di sana Mahfud menggelar kegiatan bertajuk Tabrak, Prof! di Bento Kopi. Dalam dialog terbuka itu, Mahfud mengklaim dirinya akan komitmen untuk menjadi pendekar hukum ketika menang bersama calon presiden Ganjar Pranowo di pemilihan presiden atau Pilpres 2024. Mahfud menyebut dirinya tidak akan mengorbankan reputasinya di bidang penegakan hukum.
“Saya akan tetap menjadi pendekar hukum, karena justru saya diangkat oleh koalisi untuk menjadi cawapres itu tugasnya penegakan hukum,” ujar Mahfud acara diskusi bareng generasi muda bertajuk “Tabrak Prof”, di Lampung, pada Kamis malam, 25 Januari 2024, seperti dikutip dalam keterangan tertulis.
Mahfud menyebut akan tetap mempertahankan reputasinya di bidang hukum selama sekitar 44 tahun itu jika menang Pilpres 2024. Mahfud menyebut reputasi itu telah diperjuangkan sejak mahasiswa, masa reformasi, dan hingga saat ini.
“Gerakan saya di bidang hukum, saya tidak akan mengorbankan reputasi saya yang panjang di bidang hukum hanya karena menjadi wapres 5 tahun,” tegas Mahfud.
Pernyataan Mahfud tersebut merupakan tanggapan atas pertanyaan dari salah satu peserta diskusi, yaitu Mega. Dia bertanya kepada Mahfud ketika Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan itu nanti menjadi wakil presiden akan tetap menjadi pendekar hukum atau tidak.
Selain itu, Mahfud Md. mengatakan semua orang tidak boleh membiarkan anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang minus adab. Dia menilai kalau fenomena itu terjadi, ibu sudah melakukan dosa besar kepada bangsa.
"Membiarkan emak-emak dan ibu-ibu untuk melahirkan anak-anak yang tidak berahlak itu adalah satu dosa besar kepada bangsa ini. Bangsa ini akan hancur mana kala generasi mendatang itu tidak punya etika dan tidak punya akhlak," kata Mahfud di program “Tabrak, Prof!” di Lampung, pada Kamis malam, 25 Januari 2024, seperti dikutip dalam keterangan tertulis.
Pernyataan Mahfud tersebut merepons pertanyaan dari moderator tentang kekhawatiran ibu-ibu akan lahir generasi minus abab.
"Sekarang ini, Prof, banyak emak-emak, mamak-mamak khawatir tentang lahirnya generasi yang minus akan adab, etika dan generasi yang tidak tahu sopan santun," ujar salah satu moderator tersebut.
Menurut Mahfud ketidakpunyaan etika dan akhlak memiliki makna tersendiri. Sebab, kata Mahfud, fenomena itu sebenarnya selalu dan bersamaan dengan sifat-sifat koruptif.
"Siapa pun orang yang tidak punya etika, ahlak dan moral pasti di belakangnya ada tindakan-tindakan korupsi yang dilakukan dalam berbagai bentuknya," ujar Mahfud.
Maka itu, Mahfud mengingatkan, jangan sampai ada yang membiarkan anak-anak muda terjerumus. Terutama, ibu-ibu yang jadi pencetak generasi penerus di Indonesia.
Pilihan Editor: Tanggapi Rencana Mahfud MD Mundur dari Kabinet, Gibran: Apakah Sudah Mundur?