TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo mengatakan KPK harus berburu di ladang sendiri untuk memberantas korupsi. Hal itu disampaikan Ganjar karena dugaan keterlibatan 93 pegawai KPK dalam skandal pungutan liar atau pungli di Rutan KPK.
Hal itu diungkapkan Ganjar menjelang rencananya memenuhi undangan Paku Integritas Komisi Pemberantasan Korupsi yang digelar Rabu malam ini, 17 Januari 2024.
Ganjar mengayakan, skandal pungli itu menunjukkan terjadinya pengeroposan nilai-nilai integritas yang sangat serius di tubuh KPK, meskipun KPK menyatakan proses penegakan etik dan dugaan tindak pidana masih berjalan secara independen.
"Ini menyangkut integritas. Kalau KPK mau berburu untuk memberantas korupsi, ini salah satu ladangnya, pungli," kata Ganjar melalui rilis resmi dari Tim Kampanye Nasional Ganjar-Mahfud pada Rabu, 17 Januari 2024.
Menurut Ganjar, pencegahan korupsi harus terus-menerus dilakukan, antara lain melalui pengawasan yang ketat. Jika tidak, KPK tidak dapat menjalankan fungsinya, dan akan selalu muncul kejadian serupa di kemudian hari.
"Kalau ini tidak dilakukan, itu seperti namanya kapok lombok, makan cabe kepedesan. Ngomong tobat-tobat, tapi besok dicoba lagi, kumat lagi," kata Ganjar.
Dia juga mengatakan skandal pungli yang melibatkan 93 pegawai membuat KPK harus direformasi agar kredibilitas KPK dapat ditegakkan kembali.
KPK juga diharapkan untuk melakukan pengawasan di kandangnya sendiri. Selain itu, transparansi juga harus terus dilakukan KPK, dan pengawasan dari masyarakat juga harus berjalan sebagai alat kontrol.
"Kalau tidak, KPK tidak bisa juga menjalankan fungsinya. Kejadian pungli di internal KPK itu, ya karena lemahnya pengawasan, ternyata nilai yang ada di dalam pun tidak seperti yang didengungkan. Ini yang mesti direformasi," kata Ganjar.
Pilihan Editor: Jokowi Groundbreaking Masjid Negara di IKN, Bisa Tampung 61 Ribu Jemaah