TEMPO.CO, Jakarta - Pakar politik Ujang Komarudin mengatakan persamuhan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan para petinggi Koalisi Indonesia Maju pada akhir pekan ini merupakan tanda kepala negara menjadi the kingmaker dalam pemilihan presiden atau pilpres 2024. Ia menganggap Jokowi tidak ingin kandidat yang dia sokong kalah.
Jokowi bertemu dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, yang juga merupakan Menteri Pertahanan pada Jumat malam, 5 Januari 2024. Keesokan harinya, pada Sabtu, 6 Januari 2024, ia bertemu dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di Kebun Raya Bogor.
Pada Ahad, 7 Januari 2024, Presiden bertemu dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) sekaligus Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas. Salah satu isi pembahasan keduanya adalah strategi pemenangan pilpres 2024. PAN, Gerindra, dan Golkar, merupakan sebagian partai yang menyokong kandidat Koalisi Indonesia Maju calon presiden Prabowo Subianto dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan putra sulung Jokowi.
Ujang mengatakan, sejatinya Prabowo-Gibran ini harus menjadi perhatian Jokowi dan bagaimana caranya ia akan mendukung Prabowo-Gibran menang. "Karena kalau Prabowo-Gibran kalah kan yang malu Jokowi. Presiden Jokowi ingin jadi kingmaker. Jadi penentu, bukan jadi pengikut, ‘bebek’ tidak ingin jadi presiden penurut," kata dosen ilmu politik Universitas Al-Azhar Indonesia ini, pada Ahad, 7 Januari 2024. Ia mencatat sudah ada perbedaan kepentingan Jokowi dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam konteks ini.
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan pertemuan Jokowi dan Prabowo dua hari lalu berlangsung satu jam pada pukul 19.00 sampai 20.00 WIB, namun tak mengetahui isi percakapan tersebut. "Presiden rileks sejenak mencoba masakan nusantara," kata Ari kepada Tempo, Jumat malam.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan kegiatan olahraga dan sarapan pagi bersama yang dilakukan Jokowi dan Airlangga serta jajaran pengurus partai beringin adalah bentuk hubungan persahabatan. Sejauh ini tidak ada keterangan dari Partai Gerindra atau kubu Prabowo.
"Itu memang hubungannya adalah persahabatan yang menurut kami kadang-kadang diperlihatkan juga dengan simbol-simbol dan dengan aktifitas yang menyertakan ketua umum kami," kata Nurul Arifin Sabtu 6 Januari 2024, dilansir Antara.
Politikus Partai Amanat Nasional Bima Arya Sugiarto mengatakan Zulhas dan Jokowi membahas mengenai sejumlah agenda politik saat makan siang di Medja Restaurant, Kota Bogor, Jawa Barat, pada Ahad siang, 7 Januari 2024. Persamuhan itu berlangsung secara santai.
Bima menyebut, Zulhas menyampaikan kegiatan kampanye yang dilakukan PAN di seluruh Indonesia saat makan siang bersama Jokowi. “Juga ada obrolan tentang strategi pemenangan pilpres,” kata Wali Kota Bogor ini kepada Tempo melalui pesan singkat pada Ahad.
Ujang mengatakan komunikasi politik menjadi satu keniscayaan bagi Jokowi untuk mendorong kemenangan Prabowo-Gibran. “Agar mereka all out memenangkan Prabowo-Gibran,” katanya.
Dukungan Jokowi ke Prabowo-Gibran
Belakangan ini, kubu Prabowo-Gibran seperti Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Nusron Wahid menyebut Jokowi mulai terlihat berpihak mendukung jagoannya, paslon nomor urut dua. Dalam keterangan di media centre TKN Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Selasa, 2 Januari 2024, ia menyinggung Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto sedang panik karena arah dukungan Jokowi kepada Prabowo-Gibran.
Menteri Komunikasi Budi Arie tak menyangkal soal tidak adanya dukungan Jokowi ke capres dari PDIP Ganjar Pranowo. "Sesuatu yang sudah jelas, kita perjelas lagi sih? Yak kan? Sesuatu yang jelas tidak perlu diperjelas. Sudah jelas. Ngapain diperjelas sama saya," kata Budi Arie, yang juga ketua umum kelompok relawan Projo, saat ditemui usai rapat kabinet terbatas di Istana Negara, Jumat, 5 Januari 2024.
Keadaan ini mencuatkan isu ketidaknetralan presiden dalam penyelenggaraan pemilu. Ganjar menyarankan memang lebih baik jika Jokowi menegaskan keberpihakannya. Yang penting, menurut eks Gubernur Jawa Tengah itu tidak ada penyalahgunaan kewenangan dan kekuasaan.
"Malah lebih baik kalau ditegaskan bahwa 'ya saya berpihak', yang penting tidak akan ada penyalahgunaan kewenangan, kekuasaan, sehingga semua akan bisa fair play, bisa jurdil, kalau buat saya biasa saja," kata Ganjar di Jakarta Timur pada Sabtu, 6 Januari 2024.
Jokowi tidak pernah terang-terangan mendukung salah satu pasangan calon di pilpres 2024, yang diikuti oleh putra sulungnya, Gibran. Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menepis isu Jokowi berpihak di Pilpres. Ari mengatakan, jelang Pemilu, Presiden Jokowi tetap fokus bekerja.
"Kerja untuk memimpin pemerintahan dan memastikan pelaksanaan program-program strategis Kabinet Indonesia Maju betul-betul 'delivered' dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," kata Ari dalam pesan singkat kepada Tempo pada Kamis, 4 Januari 2024.
Ketika ditanya soal netralitas presiden pada Kamis, Ari Dwipayana hanya mengingatkan kerja Jokowi yang padat mulai rapat kabinet, acara yang perlu didatangi kepala negara, menerima tamu, hingga lawatan ke luar negeri. "Itu artinya, agenda kerja pemerintahan terus berjalan dipimpin langsung oleh Presiden," katanya.
Pillihan Editor: Banyak Baliho Hilang, Relawan Ganjar Yogyakarta Buat Posko Sablon Kaus Gratis Gantikan Alat Kampanye