TEMPO.CO, Yogyakarta - Calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo bicara tentang yang diperolehnya selama kurang lebih sebulan menjalani masa kampanye Pilpres 2023. Masa telah dimulai sejak 28 November 2023.
"Sebulan kampanye ini ya bisa merasakan apa yang menjadi suara rakyat lebih pada problem riil yang dihadapi masyarakat," kata Ganjar usai bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Komplek Kepatihan Yogyakarta pada Rabu sore, 27 Desember 2023.
Problem di masyarakat yang ditemui itu, kata Ganjar, cukup beragam. Ia pun tak ambil pusing soal hasil survei berbagai lembaga yang masih menempatkannya di ranking bawah.
"Hasil surveinya kan beda-beda. Sebelumnya juga ada sama tidak? Beda kan? Biar itu nanti diskusi di antara pengamat survei. Saya langsung ketemu masyarakat saja," urai Ganjar.
Saat bertemu masyarakat, kata Ganjar, pihaknya mendapatkan banyak masukan dan harapan dari masyarakat. Dia menuturkan, situasi di lapangan itu coba digalinya lebih jauh. Bukan melulu soal dinamika politik.
"Politik itu kan tidak bisa kita lantas terbang di angkasa, tapi melihat yang ada di bawah. Itu sekaligus mensolidkan kekuatan antara partai dengan relawan," kata Ganjar.
Dalam survei terbaru yang dikeluarkan CSIS, elektabilitas Ganjar-Mahfud adalah 19,4 persen. Sementara pasangan Anies-Muhaimin 26,1 persen; dan Prabowo-Gibran 43,7 persen. Dalam survei ini masih terdapat 6,4 persen pemilih yang mengaku rahasia dan belum menentukan pilihan, dan 4,5 persen yang mengaku tidak tahu atau tidak jawab.
"Situasi masih terbuka, debat walau kecil efeknya tapi penting. Untuk menentukan pemilunya satu atau dua putaran," kata Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes saat memaparkan hasil survei di kantornya pada Rabu, 27 Desember 2023.
Pilihan Editor: Dewas KPK Berdalih Tak Bisa Pecat Firli Bahuri: Itu Sepenuhnya Kewenangan Presiden