TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bepikir secara berlebihan atau overthingking dalam menanggapi pernyataan calon presiden Prabowo Subianto dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Gerindra. Prabowo dalam kesempatan itu berbicara soal pertanyaan yang dilancarkan oleh kompetitornya, Anies Baswedan, dalam ajang debat calon presiden.
"Overthinking," kata Herzaky saat dihubungi, Senin, 18 Desember 2023.
Sebelumnya, video berdurasi 1 menit 5 detik yang berisi pernyataan Prabowo viral di media sosial. Dalam video itu, Prabowo berbicara di podium berhadapan dengan para kader Gerindra peserta Rakornas. Calon presiden nomor urut dua itu terlihat menirukan pertanyaan Anies Baswedan saat debat capres soal pelanggaran kode etik oleh Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman, dalam putusan No. 90/PUU-XXI/2023 soal batas usia capres dan cawapres.
“Bagaimana perasaan Mas Prabowo, soal etik? Etik? Etik? Endasmu Etik,” kata Prabowo dalam video itu.
Tanggapan dari PDIP
Pernyataan Prabowo itu mendapatkan tanggapan dari Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Dalam keterangan tertulisnya, Hasto menyatakan pernyataan Prabowo Subianto tersebut melukai rakyat Indonesia. Pernyataan Prabowo itu, kata Hasto, merupakan cermin ambisi kekuasaan dengan menghalalkan segala cara.
“Pernyataan ‘etika ndasmu’ adalah cermin kekuasaan di atas segalanya. Karena itulah nyawa 13 aktivis yang diculik pun tidak ditanggapi secara serius. Kekuasaan tanpa etika dan moral membutakan nurani,” ujar Hasto.
Hasto menganggap pernyataan Prabowo tersebut emosional, sehingga kepemimpinan Prabowo dinilai hanya untuk kekuasaan.
"Pak Prabowo bukanlah Pak Jokowi. Harus disadari bahwa etika dan moral bersumber dari agama dan pranata nilai-nilai dan falsafah kehidupan yang tumbuh dalam masyarakat. Mengabaikan etika sama artinya dengan abai terhadap pranata kehidupan baik” ucapnya.
Hasto lalu mengklaim pasangan capres-cawapres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md, sebagai pemimpin yang menempatkan etika, moral, budi pekerti sebagai karakter dasar.
Demokrat sebut PDIP panik
Herzaky mengatakan ekspresi PDIP tersebut panik buntut dari elektabilitas pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md turun drastis akibat menyerang Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
"Kalau orang panik, cara apa saja dipakai," kata dia.
Ia mengungkapkan kalau pihaknya hanya fokus untuk pengalangan pemenangan di Pilpres 2024. Pihaknya kata Herzaky, menyampaikan kepada rakyat program-program terbaik mereka.
"Tidak ada waktu buat framing, labelling, apalagi buat hoax dan fitnah mengenai paslon lain," ujarnya.
Partai Demokrat merupakan bagian dari Koalisi Indonesia Maju yang mengusung pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Demokrat awalnya mendukung Anies Baswedan namun kemudian membalikkan dukungannya setelah Anies memilih Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden.